balitribune.co.id | Mangupura - Menyambut kedatangan turis asing ke Bali di masa pandemi Covid-19, aplikasi berbaga kendaraan Trevo menyatakan komitmennya untuk membantu
pemulihan perekonomian Bali dengan memberikan layanan terbaik bagi wisatawan Nusantara maupun mancanegara yang akan berlibur di Pulau Dewata. Sebagai aplikasi berbagi kendaraan yang baru saja hadir dan beroperasi di Bali, menekankan dengan sistem digitalisasi yang dimiliki akan dapat menjembatani kebutuhan konsumen dan pemilik kendaraan.
Menurut General Manager Trevo, Brandon Curson saat Focus Group Discussion Mempercepat Pemulihan Pariwisata Melalui Digitalisasi Transportasi yang digelar Bisnis Indonesia bersama Trevo, di Badung, Senin (25/10) mengatakan sebagai daerah tujuan wisata, sebelum pandemi Covid-19 Bali tidak hanya dibanjiri wisatawan asing, tetapi juga turis lokal.
Hal tersebut menjadi peluang penetrasi yang lebih luas. Terlebih, karakteristik wisatawan asing dari Korea, Australia, maupun China yang cenderung menyewa kendaraan kelas mewah. Belum lagi, karakteristik wisatawan yang datang ke Bali memiliki masa tinggal yang panjang. Sehingga durasi pemakaian aplikasi bisa dilakukan dua hari sampai dua minggu. Berbeda dengan durasi penyewaan di kota lain, yang mungkin hanya dilakukan dua sampai tiga hari.
Kehadiran aplikasi berbagi kendaraan ini untuk mendukung perekonomian Bali yang terpukul karena pandemi Covid-19. Akibat pandemi, banyak pemilik kendaraan yang tidak dapat mendapatkan tambahan pendapatan dari kendaraan yang mereka miliki. "Kami mengakomodir kebutuhan sewa kendaraan warga lokal, wisatawan lokal, maupun wisatawan domestik hanya dengan gawai pintar. Kehadiran kami di Bali sebagai salah satu bentuk upaya mendigitalisasi industri transportasi yang saat ini sudah mutlak harus diadopsi oleh siapapun,” katanya.
Hingga saat ini, Trevo telah menjalin kerja sama dengan puluhan pemilik kendaraan di Bali yang memberikan sejumlah benefit serta fitur keamanan bagi pemilik kendaraan maupun wisatawan. Ini dikarenakan pengguna bebas memilih kendaraan dari pemilik atau host sesuai dengan jangka waktu yang dibutuhkan, misalnya sehari, seminggu maupun beberapa jam saja.
"Dengan cara seperti ini, diyakini pemilik kendaraan dan wisatawan pengguna akan lebih cepat terhubung dan mudah. Ditambah lagi, proses transaksi pembayaran dapat dilakukan secara nontunai sehingga mengurangi interaksi kontak fisik serta mendukung program pemerintah Bali untuk bertransaksi secara cashless," imbuhnya.
Adapun jenis alat transportasi yang ditawarkan mulai dari mobil sport mewah, mobil keluarga, maupun city car hingga pesawat pribadi serta sepeda motor.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Agus Sistyo Widjajati mengatakan, dari Juni sampai Oktober 2021 ada pergerakan mobilitas orang menuju tempat-tempat publik seperti pusat perbelanjaan/mal, bandara dan lainnya. Saat ini di masa pandemi Covid-19, masyarakat lebih senang bepergian ke tempat-tempat umum dibandingkan mengunjungi kerabatnya.
Ini artinya transportasi mulai dibutuhkan karena ada pergerakan orang dan barang. "Transportasi dibutuhkan masyarakat. Dari yang telah kami survei kepada 500 orang di Bali membutikan sudah ada pergerakan pembayaran tunai menjadi nontunai. Saat pandemi pembayaran nontunai meningkat menjadi 21%, sebelum pandemi hanya 16%. Digitalisasi transportasi menciptakan kenyamanan bagi wisatawan," bebernya.