balitribune.co.id | Amlapura - Dihantam gelombang tinggi dan angin kencang, perahu jukung salah seorang nelayan asal Banjar Dinas Penggak Sajeng, Desa Labasari, Kecamatan Abang, Karangasem, bernama I Ketut Darma Susila, terbalik dan nyaris tenggelam saat korban tengah melaut mencari ikan di tengah perairan Amed, Kamis (26/10) pagi.
Berdasarkan infornmasi yang dihimpun Bali Tribune, korban sebelumnya berangkat melaut pada Kamis sekitar pukul 04.30 Wita, melalui pesisir pantai Peselatan, Desa Labasari. Seperti biasa korban yang sudah puluhan tahun melaut menaklukkan gelombang untuk menangkap ikan tersebut, telah merencanakan untuk menangkap ikan di rumpon atau rumah ikan yang oleh nelayan ditandai dengan rakit lengkap dengan bendera sebagai penanda.
Dengan sigap korban pun mulai memainkan seluruh peralatan menangkap ikannya, hingga beberapa ekor ikan pun berhasil dia tangkap dan di simpan dalam perahu jukungnya. Hanya saja saat tengah asyik Strike dengan tarikan ikan besar yang menyambar umpannya, tiba-tiba tanpa disadari oleh korban, gelombang tinggi menghantam perahu jukungnya hingga memgakibatkan perahu jukungnya tersebut miring dan nyaris terbalik. “Saat itu saya melaut menggunakan bidak (layar,red) nah tiba-tiba saja oerahu jukiung saya dihantam gelombang tinggi dan angin kencang. Saat itu perahu saya miring dan karena angin kencang bidak saya tumbang ke laut. Itulah yang menyebakan perahu jukung saya hampoiir tenggelam dan sudah dipenuhi dengan air laut,” ungkap Darma Susila, kepada Bali Tribune.
Saat itu, korban mengaku berusaha berenang untuk menyelamatkan mesih perahu jukungnya dan peralatan pemancingnya. Setelah itu korban baru meraih salah satu katir perahunya untuk menyelamatkan diri sembari menunggu ada nelayan lainnyang melintas. Doa korban pun terkabul, dimana ada jukung nelayan yang melintas tidak jauh dari lokasi jukungnya yang terbalik tersebut. Korban lalu berteriak minta tolong, dan teriakan korban itu didengar oleh nelayan yang melintas.
“Saat itu saya melihat ada tiga jukung nelayan yang berputar-putar di dekat rumpon, nah setelah saya dekati ternyata ada jukung yang terbalik. Saya langsung menghubungi Perbekel Labasari untuk meminta bantuan, karena ternyata itu adalah nelayan dari desa saya sendiri,” ungkap I Made Sudana, Kepala Dusun Bebayu, Desa Labasari, yang juga nelayan yang membantu korban.
Dengan bantuan empat nelayan tersebut, korban berhasil diselamatkan sementara jukung miliknya ditarik ke pinggir pantai. “Jukungnya sulit ditarik karena dipenuhi air, sehingga kita putuskan untuk merapat ke pinggi pantai terdekat. Jadi kita menepi ke Pantai Bunutan untuk menguras air dalam perahu jukung, setelah itu baru kita lanjutkan menariknya ke Pantai Peselatan,” tuntasnya.