Diposting : 4 September 2022 19:08
YUE - Bali Tribune
balitribune.co.id | Nusa Dua - Digital Innovation Network (DIN) Presidensi G20 Indonesia di hari kedua, Minggu (4/9), Nusa Dua Kabupaten Badung diselenggarakan kegiatan diskusi panel 3 dengan tema Weathering The Storm: A Global Tech Investment Outlook, sesi pemberian penghargaan dan penutupan DIN G20. Pertemuan DIN G20 libatkan 42 venture capital (VC) dan 55 startup digital terkemuka yang diyakini membuka peluang bisnis.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Johnny G. Plate menyatakan, Digital Innovation Network (DIN) Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum pertemuan bisnis yang tepat bagi pelaku industri digital di Indonesia dan global. Diharapkan jejaring inovasi dan kolaborasi bisnis dapat berlangsung dalam kegiatan yang menjadi rangkaian Digital Economy Working Group (DEWG) dan Digital Economy Ministers’ Meeting (DEMM).
"Rangkaian kegiatan G20 Digital Innovation Network melibatkan 400 partisipan dari 42 venture capital, 55 startup serta sejumlah policymakers, pembuat kebijakan bidang digital dan korporasi yang hadir baik secara fisik maupun secara virtual," tuturnya.
Peserta pertemuan dominan dari pelaku bisnis sektor healthcare dan green renewble energy. Sementara itu, peserta startup yang hadir rata-rata berada pada tahap pendanaan Seri A atau yang memiliki valuasi sekitar 15 hingga 20 juta Dolar Amerika Serikat. "Venture capital yang turut terlibat juga memiliki struktur portofolio pendanaan yang kuat di negaranya masing-masing, untuk mendukung proses pendanaan startup secara lintas negara," ujarnya.
Ia berharap DIN menjadi upaya Presidensi G20 Indonesia mendorong setiap pelaku industri untuk berkolaborasi mengembangkan ekosistem digital ditengah krisis pandemi. Optimisme DIN akan memfasilitasi digital startup, capital venture, dan industri-industri terkemuka.
"Kerja sama multistakeholder menjadi melting point bagi para pelaku industri dari beberapa negara, membuka peluang dan momentum bisnis untuk berjejaring dan berkolaborasi," tandasnya.
DIN yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika ditujukan untuk memfasilitasi kolaborasi antara pelaku inovasi dari lembaga pemerintah, swasta, startup digital, dan korporasi. Lewat DIN G20, delegasi anggota G20 dan undangan akan mengambil bagian dalam memecahkan masalah inovasi dan teknologi paling mendesak di dunia setelah pandemi Covid-19.
Direkur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan, DIN merupakan rangkaian Presidensi G20 Indonesia dalam Sherpa Track untuk sektor ekonomi digital. "Ini adalah side event yang diusulkan di bawah naungan Presidensi Indonesia G20, untuk kepentingan Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau Digital Economy Working Group,” ujarnya. DIN berlangsung 2 hingga 4 September 2022 dengan konsep hibrida. Dalam forum ini, Kementerian Kominfo menghadirkan lima startup dari negara anggota G20 dan tamu undangan untuk menampilkan inovasi yang telah diterapkan di pasar masing-masing.