BALI TRIBUNE- Dinas Perhubungan Provinsi Bali mengingatkan pihak-pihak terkait untuk melakukan berbagai langkah antisipasi terkait dampak yang ditimbulkan dari kemungkinan adanya gelombang tinggi saat puncak arus mudik.
“Apabila terjadi gelombang tinggi, dapat berdampak terhentinya pelayanan di pelabuhan terutama di Gilimanuk, dan otomatis akan berakibat kemacetan,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali IGA Sudarsana, di Denpasar, Rabu (14/6).
Menurut dia, terkait kemungkinan tersebut, Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk telah menyampaikan permohonan agar Dishub Provinsi Bali bisa membantu.
“Oleh karena itu, situasi keamanan antrean perlu diantisipasi. Dari sisi keamanan menjadi ranah kepolisian, sedangkan kami membantu untuk mengatur ketertibannya. Para pemudik yang mengantre bisa kepanasan, bisa pula kedinginan, sehingga bisa saja terjadi masalah,” ujar mantan Kadis Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Bali itu.
Sudarsana menambahkan, meskipun dari dulu arus mudik di Pulau Dewata relatif sudah berjalan dengan baik, pihaknya beserta pihak-pihak terkait akan berusaha semakin maksimal untuk menjamin kelancarannya.
“Mudah-mudahan gelombang tidak begitu tinggi dan penyeberangan lancar sehingga tidak akan ada antrean panjang,” ucapnya.
Dia mengemukakan, dalam rapat koordinasi dengan sejumlah pihak terkait seperti dengan pihak Bandara Ngurah Rai, ASDP, termasuk Otoritas Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk dan Padangbai, Dishub kabupaten/kota dan sebagainya, masing-masing instansi sudah menyampaikan kesiapannya.
“Pemudik yang dari Padangbai, bisa juga melewati Denpasar, lalu melanjutkan perjalanan ke Jawa. Demikian juga dari Denpasar, ada juga pemudik yang akan ke Lombok dan Jawa,” ucapnya.
Pihaknya memprediksi jumlah penumpang untuk seluruh angkutan (darat, laut, dan udara) dalam musim mudik Lebaran kali ini akan meningkat rata-rata lima persen dibandingkan tahun sebelumnya.