Diskses Imbau Masyarakat Tidak Resah, Vaksin Astrazeneca No Batch CTMA547 Tidak Beredar di Badung | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 09 Februari 2025
Diposting : 18 May 2021 07:28
I Made Darna - Bali Tribune
Bali Tribune/Dr I Nyoman Gunarta
balitribune.co.id | Mangupura  - Krama Badung yang telah ataupun akan disuntik vaksin Astrazeneca tidak perlu resah dengan penggunaan vaksin tersebut. Pasalnya, vaksin Astrazeneca No Batch (kumpulan produksi) CTMA547 yang dihentikan Kementerian Kesehatan tidak digunakan di Kabupaten Badung. 
 
Pemkab Badung melalui Dinas Kesehatan setempat menyatakan akan tetap menggunakan vaksin bantuan pemerintah pusat tersebut.
 
"Ada informasi seperti itu (penghentian vaksin Astrazeneca No Batch CTMA547, red) kami langsung cek. Hasilnya tidak ada vaksin No Batch itu beredar di Badung," ungkap Kadis Kesehatan Badung dr I Nyoman Gunarta saat dikonfirmasi, Senin (17/5/2021).
 
Hasil koordinasi dengan pihak provinsi juga memastikan vaksin yang dihentikan penggunaannya sementara oleh pusat itu tidak ada di Bali. 
 
"Kami juga lakukan koordinasi dengan pihak Provinsi Bali, dan memang tidak ada vaksin dengan No Batch yang digunakan di Bali,” tegasnya.
 
Dr Gunarta menyatakan vaksin yang disuplai dari pusat biasanya No Batch-nya sama dalam satu provinsi. Jadi, kalau di provinsi "aman" otomatis di daerah kabupaten/kota juga aman.
 
“Jadi di dalam satu provinsi pasti sama. Misalnya provinsi A mendapatkan vaksin dengan no batch sekian. Untuk provinsi juga begitu, kalau ada no batch pasti dicatat diserahkan ke kabupaten mana,” terang mantan Dirut RSD Mangusada ini.
 
Karena No Batch vaksin tidak sama seperti yang dihentikan pemerintah pusat, pihaknya pun memastikan Vaksin Astrazeneca yang digunakan untuk masyarakat Badung aman. Saat ini disebutkan bahwa di Kabupaten Badung sudah ratusan ribu warga disuntikan dengan vaksin Astrazeneca.
 
Vaksin jenis ini menyasar wilayah Green Zone di Badung Selatan sebanyak 89. 000. Kemudian di wilayah Kuta Utara kini sudah habis 26.000 per Minggu 16 Mei 2021.
 
Dari ratusan ribu warga yang menerima vaksin tersebut diakui memang ada yang mengalami kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Namun, masih kategori ringan dengan gejala seperti panas, pusing, mual dan muntah. Namun gejala tersebut hilang dalam satu hari.
 
"Dari sekian yang divaksin itu KIPI ada dengan gejala panas pusing mual dan muntah, tapi tidak ada yang serius. Paling satu hari hilang," katanya.
 
Pihaknya pun mengimbau adanya informasi vaksin Astrazeneca berbahaya dan dihentikan tidak menyurutkan minat masyarakat untuk divaksin. "Kami imbau masyarakat melakukan vaksin. Untuk meningkatkan kekebalan dalam tubuh dari Covid-19," pungkasnya.