
balitribune.co.id | Bangli - Dampak dari efisiensi anggaran oleh pemerintah pusat berpengaruh terhadap pengurangan jadwal frekwensi operasional angkutan perintis transportasi darat yakni Perum Damri di Kabupaten Bangli.
Hal tersebut diutarakan Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Bangli, Sang Putu Surata pada Kamis (10/4). Menurut Sang Putu Surata, sebelumnya pusat mengalokasikan anggaran untuk biaya opersional angkutan perintis Damri hampir sebesar Rp 5,4 miliar lebih pertahun. Namun dengan adanya kebijkan pemerintah pusat lewat Intruksi Presiden (Inpres) No 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun 2025 maka terjadi pengurangan biaya opersional angkutan perintis Damri hingga mencapai 50 persen.
”Dengan dilakukan efisiensi maka biaya operasional Damri untuk tahun ini hanya Rp 2,7 miliar lebih,” ujarnya.
Kata Sang Putu Suryata dampak dari efisiensi anggran hingga 50 persen tersebut berpengaruh besar terhadap kita yang ada di daerah, dimana Damri dengan berat hati melakukan pengurangan jadwal frekwensi operasional angkutan. Dia mencontohkan sebelum dilakukan efisiensi anggaran untuk layanan rute Terminal Loka Crana Bangli - Desa Songan, Kintamani dilayani 4 armada, namun dengan adanya efisensi anggaran kini rute tersebut hanya dilayani 2 armada, begitu juga rute Bangli - Tejakula, Buleleng sebelumnya dilayani 2 armada dan saat ini hanya dilayani 1 armada saja.
Pihaknya berharap mudah-mudahan ada perubahan kebijakan dari pusat, karena keberadaan angkutan perintis di kabuaten Bangli sangat dibutuhkan masyarakat. Terkait pihak Damri tidak lagi mengoperasikan armada jenis BUS dan mengganti dengan jenis Microbus, untuk pergantian jenis armada memang Dishub Bangli yang mengusulkan ke Perum Damri.
Yang menjadi pertimbangnya adalah melihat faktor ketersediaan penumpang dan melihat kondisi geografis Bangli.
”Melihat daya dukung jalan di mana jalan di Bangli banyak tanjakan dan kurang lebar maka butuh armada yang ukuran lebih kecil dengan demikian dari sisi keselamatan dan kenyamanan penumpang bisa lebih terjamin,” kata Sang Putu Suryata.