balitribune.co.id | Denpasar - Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace wacanakan langkah-langkah kesiapan pariwisata Bali songsong era New Normal atau kondisi normal yang baru. Dikatakannya, kendati masih dalam situasi pandemi Covid-19, pembahasan terkait kesiapan-kesiapan Bali dalam menghadapi situasi New Normal saat pandemi berakhir, sudah seharusnya dilaksanakan mulai saat ini.
Pasalnya, dalam menghadapi era tersebut membutuhkan kesiapan yang sangat detail dan banyak. "Kita tidak tahu kapan ini dibuka, kita tidak tahu kapan Bali reopening, apakah bulan depan, lagi 3 bulan, ataukah tahun depan, kita tidak bisa pastikan itu. Tapi kita harus sudah mulai buka wacana ini, mengingat begitu banyak hal yang harus kita persiapkan secara detail saat reopening itu," ucap Wagub Cok Ace di Denpasar, Senin (19/5).
Menurut dia, jika dibahas mulai sekarang, semua pihak di industri pariwisata sudah siap dan tahu langkah yang akan diambil manakala waktu itu tiba. "Kita sudah siap bertarung lagi terutama sektor pariwisata yang menjadi tumpuan ekonomi Bali," terangnya.
Dijelaskan Cok Ace, ada 3 aspek penting yang perlu dipikirkan sejak awal yakni waktu, biaya dan sumber daya manusia (SDM). Namun perlu memikirkan kapan waktu yang tepat Bali dibuka lagi, sedangkan aspek biaya yakni dengan adanya perubahan-perubahan protokol kesehatan yang menjadi tuntutan di era New Normal perlu dikalkulasi kembali.
"Biaya yang dibutuhkan di semua jasa usaha wisata. Sementara SDM, kita perlu menyiapkan SDM yang memahami standar protokol kesehatan,” cetus mantan Bupati Gianyar ini.
Ditambahkan Cok Ace, jika membahas era New Normal yakni situasi dimana diikuti perubahan-perubahan perilaku orang-orang. Untuk itu, para pelaku usaha jasa wisata perlu menyiapkan 3 hal dasar yang menjadi prioritas guna menunjang sektor pariwisata yakni perhatian terhadap kebersihan, kesehatan dan keamanan.
“Terkait kebersihan kita perlu memikirkan sanitasi tempat-tempat yang dikelola, apakah sudah dilaksanakan penyemprotan disinfektan secara rutin apa belum, apakah sudah disiapkan tempat cuci tangan dan sebagainya. Begitu pula dengan kesehatan, bagaimana dengan pelaksanaan rapid test, swab, kesiapan alat pelindung diri, serta keamanan yang meliputi mobilitas orang-orangnya, social distancing," papar Cok Ace.
Hal ini harus diterapkan di setiap lokasi, semisal di bandara, dari baru turun para penumpang sudah harus mendapat penanganan mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, selanjutnya dilaksanakan tes apakah rapid atau langsung swab, diwajibkan mengenakan masker, disiapkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan hingga dipastikan benar-benar aman. "Inilah yang akan diterapkan dan disusun dalam protokol kesehatan,” rincinya.
Disampaikan Cok Ace, tidak hanya sektor pariwisata, pembahasan kesiapan sudah sepatutnya dilaksanakan untuk semua sektor semisal pendidikan dan perdagangan. "Kan kita belum tahu kapan dibuka, bagaimana jika seandainya awal bulan Juni, presiden kita sudah membukanya, para siswa sudah diperbolehkan melaksanakan pendidikan, terus bagaimana kesiapan kita di lapangan, bagaimana penerapan pendidikan selanjutnya, proses belajar-mengajar di kelas, bagaimana ruangannya, itu kan harus kita pikirkan juga mulai sekarang, pungkasnya.
Dukungan pun disampaikan oleh Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana bahwa pembahasan tentang persiapan menyongsong reopening Bali bukan hal yang tabu, mengingat imbauan presiden juga mengajak masyarakat harus berdamai dengan Covid-19.
Namun, hal tersebut tetap harus diperhitungkan dengan matang, tanpa mengurangi kehati-hatian terhadap penyebaran virus tersebut. Strategi yang ingin diterapkan bagi sektor pariwisata di era New Normal yakni mengetahui potensi market secara jelas semisal diawal yaitu market domestik. Begitu pula SOP akan diterapkan, serta menyiasati biaya yang akan dikenakan, dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak berkompeten semisal perbankan yang bisa mendukung laju tumbuhnya wisata Bali.