BALI TRIBUNE - Meski perekonomian Bali terkesan melambat akibat dampak erupsi Gunung Agung namun potensi untuk tetap tumbuh masih sangat besar. Selain radius erupsi hanya maksimal pada kisaran 12 km dari pusat erupsi Gunung Agung, Bali juga masih banyak menyimpan potensi ekonomi yang bisa diandalkan.
“Kan yang terkena dampak maksimal berada pada radius 12 km. Dan itupun hanya melingkupi 22 desa saja. Di luar itu masih aman-aman kok,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana, Kamis (14/12), saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 “Memperkuat Momentum” yang berlangsung di Kantor BI Renon.
Keyakinan tersebut terbukti dengan berbagai pertemuan masih tetap dilangsungkan di Bali dan masyarakat di luar KRB (Kawasan Rawan Bencana-radius 12 km) masih tetap bisa beraktivitas secara normal. Causa Iman Karana bahkan memastikan perekonomian secara umum masih berjalan cukup baik.
Ini ditunjukkan dengan laju inflasi yang masih terkendali dan kegiatan perekonomian lainnya juga tetap bertumbuh seperti kinerja perbankan yang tetap jalan. Ia menambahkan Bali sesungguhnya masih menyimpan banyak potensi ekonomi yang bisa mendatangkan pendapatan bagi masyarakat maupun daerah.
“Bali ini terkenal dengan ekspor hasil perkebunan, perikanan dan kerajinannya,” tegasnya. Kalau ekpsor ini bisa ditingkatkan lagi tentu akan sangat membantu pemulihan saat pariwasata lagi lesu. Ditambahkan ekspor kopi, kakao dan ikan tuna dari Bali sangat potensial. Bahkan ekspor kerajinan Bali sudah tembus ke mancanegara.
“Bali juga memiliki bandara yang paling lengkap sehingga bisa melakukan ekspor ke seluruh dunia. Ini kelebihan Bali yang harus bisa diberdayakan saat ini,” tambah Causa Iman Karana. Selain ekspor produk andalan tersebut, Bali juga bisa meningkatkan pendapatan ekonominya dari sektor jasa yang masih terkait dengan pariwisata seperti MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition).
“Jadi kita bisa mendatangkan pertemuan-pertemuan dan event lainnya di sini. Karena sampai saat ini Bali masih aman-aman saja,” ujarnya menegaskan. Iman Karana menambahkan ke depan perluasan infrastruktur menjadi hal penting.Selain sebagai langkah antisipatif juga alternatif dalam mendukung pengembangan dunia usaha.
Seperti pengembangan pelabuhan, dimana saat terjadi erupsi yang menyebabkan bandara ditutup, adanya pelabuhan lain bisa sebagai alternatif. Bukan hanya pelabuhan udara, pelabuhan laut juga menjadi sangat penting bagi pariwisata Bali karena banyak cruise ship yang membawa turis dalam jumlah besar bisa didatangkan ke Bali.
Masalah infrastruktur juga menjadi penekanan bagi pembangunan Bali ke depannya disampaikan Wagub Sudikerta saat membuka pertemuan tersebut. Bahkan Sudikerta memastikan tahun 2018 nanti Bali mendapat jatah pembangunan jalan tol sepanjang 229 km beserta fasilitas pendukungnya. “Di tengah-tengah tol itu sesuai rencana akan ada kereta api. Ini sudah disetujui pusat tinggal realisasinya tahun depan,” tegasnya.