balitribune.co.id | Mangupura - Pembangunan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Mengwitani sudah mencapai 98 persen. Poses pengolahan sampah di TPST yang berada di sebelah Terminal Tipe A Mengwi ini akan menghasilkan RDF sebagai pengganti batu bara dan kompos.
Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Badung Anak Agung Gede Agung Dalem mengatakan, beberapa bagian yang telah diselesaikan yakni ruang pemilahan, pencacahan, pengayakan, dan pengeringan sampah.
“Saat ini masih berproses penyiapan timbangan," ujarnya belum lama ini.
Untuk memilah sampah pihaknya juga siapkan belt conveyor. Menurutnya, setelah proses pembangunan selesai, pengolahan sampah akan menghasilkan nilai ekonomis. Mulai dari kompos hingga RDF yang merupakan pengganti batu bara. “Setelah rampung pembangunan, TPST akan mampu mengolah sampah dengan kapasitas 300 ton dalam sehari,” kata Agung Dalem.
Meski masih dalam pembangunan, Gung Dalem menjelaskan, proses pengolahan sampah masih tetap berjalan. Sebab, dalam proses pengolahan memaksimalkan pemusnahan melalui incenerator. Namun pihaknya memastikan proses pemusnahan tidak berbahaya bagi lingkungan.
“Proses pengolahan sampah sekarang menyesuaikan, geser sana, geser sini. TPST beroperasi secara penuh di akhir Desember 2022. Kemungkinan karena sulit penyiapan alatnya,“ jelasnya.
Untuk diketahui pembangunan TPST Mengwitani seluruhnya diambil alih oleh PT Remaja. Pemkab Badung hanya menyiapkan lahan dan PT Remaja sebagai penyewa. Kedepannya setelah pengerjaan rampung akan dilakukan rekrutmen pekerja oleh PT Remaja.