Gender Wayang Anak-anak Tampil Memukau di PKB 2022 | Bali Tribune
Diposting : 23 June 2022 02:48
M3 - Bali Tribune
Bali Tribune / GENDER WAYANG - Anak-anak Sanggar Tabuh Kembang Waru, Duta Kota Denpasar menampilkan gender wayang di ajang PKB.

balitribune.co.id | DenpasarWimbakara (lomba) Gender Wayang meriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2022. Tampak anak-anak peserta berhasil memukau juri dan penonton yang memadati Kalangan Ayodya, Taman Werdhi Budaya, Denpasar, Rabu (22/6).

Peserta yang tampil adalah Sekaa Gender Kumara Cita, Banjar Saren Anyar, Budakeling, Duta Kabupaten Karangasem dan Sanggar Tabuh Kembang Waru, Banjar Abian Kapas Kaja, Sumerta, duta Kota Denpasar.

"Barusan di atas panggung mereka menunjukan teknik permainan yang sangat tinggi, hingga berhasil memukau penonton dengan berulang kali mendapat tepuk tangan yang meriah," ucap kordinator juri, I Gusti Putu Sudarta.

Perlombaan Gender Wayang PKB 2022 diikuti lima peserta, masing-masing mewakili Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, dan Karangasem. Mereka adalah perwakilan kabupaten/kota yang terdiri dari empat anak muda berusia 8-17 tahun.

Gusti Putu menjelaskan jika peserta lomba adalah orang-orang pilihan yang mengatasnamakan sanggar, kemudian dikordinir sanggar bersama dengan Dinas terkait di kabupaten/kota.

Dosen Pedalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu mengatakan semua penampil dari lomba sesi pertama dan hari ini, menunjukan bahwa eksistensi dan perkembangan gender wayang masih berjalan baik.

"Untuk ukuran anak-anak, kemampuan mereka sudah di level "toxic", bagus sekali itu," imbuhnya.

Dimana, itu merupakan hasil dari antusiasme anak-anak belajar dan menekuni gender wayang. Kondisi itu didukung oleh aktifnya sanggar-sanggar seni termasuk ekstrakulikuler di sekolah-sekolah.

"Saya melihat seni gender wayang masih banyak digemari, khususnya anak-anak, terutama di empat kabupaten/kota, Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Disamping anak-anaknya yang antusias juga dari segi pembinaan yang diadakan rutin berkelanjutan, sehingga regenerasi tidak terputus," imbuh Gusti Putu.

Sistem transmisi generasi yang Ia pandang sudah baik ini diharapkan dapat terus berlanjut dan dikembangkan pelaksanaannya, disamping perlombaan juga pembinaan. Begitu juga dengan kemajuan zaman yang mestinya bisa dimanfaatkan, yaitu dalam hal pembelajaran menggunakan perangkat digital.

"Terutama di lima kabupaten selain empat tadi, saya masih melihat belum menunjukan perkembangan yang signifikan, maka dari itu diperlukan langkah-langkah lebih jauh untuk meningkatkan popularitas gender wayang," pungkasnya.