Mangupura, Bali Tribune
I Made Tamba (70 ) yang hidup sebatang kara di gubuk reyotnya bertembokkan tanah mendapat perhatian dari Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang kemudian mengutus Tim Biro Humas Setda Provinsi Bali untuk terjun langsung ke gubuk Tamba yang terletak di Br Dukuh Moncos, Desa Baha Mengwi Badung Senin (11/4). I Made Tamba yang lebih dikenal warga dengan sebutan Pekak Tamba tinggal sebatang kara sejak sepeninggal istri tercintanya sekitar setahun yang lalu. Kesehariannya di usianya yang senja ia tetap harus bekerja menggarap lahan kebun milik desa yang terletak di belakang rumahnya. Hasil yang diperoleh dari menggarap kebun milik desa tersebut tidaklah seberapa dan demi mencari penghasilan tambahan, Pekak Tamba memaksa tubuhnya yang sudah renta bekerja mengupas sabut kelapa dengan upah Rp.500 per biji. “ Terkadang ada yang suruh ngupas kelapa , karena kasian saya dikasi upahnya lebih ,” tuturnya sedih. Tidak hanya itu, derita Pekak Tamba ditambah lagi dengan kondisi kesehatannya dimana ia sering mengeluhkan sakit di bagian perutnya yang sudah ia rasakan bertahun tahun. “ Perut saya sakit tapi saya belum pernah ke dokter, cuma pakai obat tradisional saja,” tuturnya sedih. Kelian Dinas Banjar Dukuh Moncos I Made Ridia yang turut hadir pada kunjungan Tim Biro Humas Pemprov Bali kali ini memaparkan sesungguhnya kondisi dari Pekak Tamba sudah mendapat perhatian baik dari pemerintah kabupaten maupun aparat desa, hal ini dibuktikan dengan masuknya yang bersangkutan dalam daftar KK miskin dan telah mendapatkan bantuan beras miskin, kelompok usaha bersama ekonomi (KUBE) yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat serta bantuan pembuatan kamar mandi yang merupakan bantuan dari warga desa setempat. Mengenai kondisi gubuk Pekak Tamba yang masih berdindingkan tanah dan atapnya bocor, Ridia menyampaikan bahwasannya Pekak Tamba sudah dimasukkan dalam daftar penerima bedah rumah. Namun yang bersangkutan tidak bersedia menerima bantuan bedah rumah tersebut dengan alasan ia sudah tua dan tidak memiliki keturunan sehinga tidak ada yang akan melanjutkan tinggal di rumah tersebut. Menanggapi hal tersebut, Ridia merencanakan akan membuat surat pernyataan untuk dijadikan bukti bahwa Pekak Tamba sendiri yang menolak bantuan bedah rumah tersebut. Sebagai bantuan responsif awal, Pemprov Bali menyalurkan bantuan beras dan sejumlah uang serta untuk kondisi kesehatan dari Pekak Tamba akan dikoordinasikan dengan SKPD terkait.