
balitribune.co.id | Semarapura - Diduga karena beban tugas pengajaran secara on line di sekolah, seorang guru mencoba bunuh diri dengan minum cairan Baygon, Senin (23/8/21) pukul 10.30 Wita, di Jl. Raya Banjarangkan, di Depan Goa Jepang, Kahuripan, Banjarangkan, Klungkung.
Menurut Kapolsek Banjarangkan AKP Nicolaus Ruing, korban bernama I Putu Suyadnya, salah seorang guru PNS SMPN 1 Banjarangkan, Klungkung. Adapun saksi yang mengetahui kejadian tersebut Ni Wayan Suarniti (55) juga seorang Guru PNS. “Korban I Putu Suyadnya (57) beralamat Jl. Kihajar Dewantara No 5, Ling. Bendul, Sp Tengah, Klungkung, ditemukan istrinya mencoba bunuh diri dengan minum cairan obat nyamuk Baygon di dalam mobil Katana miliknya,” ujar AKP Nico Ruing menyayangkan..
AKP Nico Ruing menuturkan, awal mula kejadian percobaan bunuh diri korban I Putu Suyadnya, Senin (23/8/21) sekitar pukul 07.30 Wita berangkat menuju sekolah tempatnya bekerja di SMPN 1 Banjarangkan dengan mengendarai mobil Suzuki Katana DK 1490 LJ. Selang sekitar 2 jam kemudian, istrinya menelpon menanyakan keberadaan korban. Oleh korban disampaikan bahwa dirinya sudah sampai di Goa Jepang kembali dari Sekolah karena di sekolah tidak ada siapa-siapa, dia juga menyampaikan bahwa dirinya sudah minum Baygone, membuat istrinya panik dan menyusul. Sampai di TKP didapatinya suaminya sudah lemas tersandar dalam jok mobil dan mobil dalam keadaan terparkir dan terkunci. Setelah digedor, pintu baru dibuka kondisinya sudah lemas. Akhirnya yang bersangkutan dibawa ke Rumah sakit Graha Bhakti Medika, Negari Banjarangkan menggunakan ambulance Kris. Korban sempat dirawat dan kini korban sudah diperbolehkan pulang.
Aksi korban minum Baygon ini motifnya masih belum pasti, namun dugaan dari pihak saksi dan sekaligus sebagai istri korban diduga karena adanya beban pekerjaan sekolah yang semuanya dilakukan dengan sistem Internet yang membuatnya panik dengan tugas seperti itu.
Ketika dihubungi istrinya Ni Wayan Suarniti (55) menyatakan korban (suaminya) sudah diperbolehkan pulang dan sudah pulih kembali. Katanya selama tiga hari dia tidak bisa tidur. “Suami tiang memang ada beban tugas yang sudah mau dibantu kepala sekolah, susah tiang jelaskan kok sampai nekat begitu,” ujar Ni Wayan Suarniti.