Diposting : 22 November 2018 19:50
Djoko Purnomo - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Tak dipungkiri jika di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Junior Taekwondo, yang bakal dihajat di Gedung POPKI Cibubur, Jakarta Timur, 12-18 Desember mendatang taekwondoin Bali bakal bersaing dengan taekwondoin Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) provinsi lainnya.
Menurut Ketua Umum Pengprov TI Bali, Anak Agung Lan Ananda, taekwondoin tempaan PPLP jelas berbeda kualitasnya dengan bukan dari PPLP. Oleh sebab itu, menurut pria yang akrab disapa Gung Lan ini, kejurnas nanti merupakan dilema tersendiri bagi TI Bali.
“Di satu sisi anak-anak harus berprestasi di ajang kejurnas nanti, tetapi di sisi lain lawan yang dihadapi adalah taekwondoin dari daerah lain yang notabena memiliki PPLP,” ujar Gung Lan, Rabu (21/11) di Denpasar.
Meski demikian, lanjut pria energik ini, tetap tak menutup kemungkinan jika pengejaran medali emas itu bisa diwujudkan oleh taekwondoin yang dikirim ke kejurnas itu. Ia menambahkan, PPLP merupakan wadah latihan bagi para taekwondoin junior di daerah dengan program yang dirancang sedemikian rupa untuk melahirkan atlet-atlet andalan Indonesia.
Dengan PPLP tersebut, maka taekwondoin junior akan mampu tertangani dengan bagus, terutama dalam mengejar atau meraih medali emas. Sementara Bali, kata Gung Lan, tak memiliki PPLP taekwondo sampai sekarang ini.
“Karena itulah TI Bali yang mengirimkan full team dengan menurunkan 20 taekwondoin putra dan putri, yang bakal turun di nomor kyorugi dan poomse, kami target realistis yakni meraih medali saja,” tegas Gung Lan tanpa memerinci jenis medalinya.
Kondisi itulah yang diminta pria yang terkenal tegas dengan aturan organisasi olahraga itu, agar dipikirkan bersama-sama oleh semua insan olahraga, termasuk pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Di dalamnya termasuk KONI Bali dan Dispora Bali.
“Dilema lainnya yakni jika TI Bali menggelar pelatda jangka panjang, pastinya akan terbentur dengan taekwondoin junior, dengan sekolahnya. Jadi memang sulit bagi taekwondoin junior karena dihadapkan pada dunia akademis. Makanya tidak bisa disamakan antara prestasi akademis dengan prestasi olahraga dalam sisi melakukan aktivitas pendidikan,” pungkas Gung Lan.