Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Hujan Lebat dan Angin Puting Beliung Landa Karangasem, Rumah dan 4 Jukung Hancur

Bali Tribune/ HANCUR – Tampak jukung yang hancur ditimpa pohon tumbang di Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang.


balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Karangasem sepanjang Minggu hingga Senin (29/11/2021). Di Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, sebuah pohon asam tua tumbang menimpa empat unit perahu jukung dan satu rumah salah seorang nelayan di pantai tersebut hancur.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh BPBD Karangasem, kejadian pohon tumbang tersebut terjadi Minggu (28/11/2021) sekitar pukul 19.30 Wita petang. Saat itu terjadi hujan lebat disertai dengan tiupan angin kencang. Pun demikian dengan keterangan I Wayan Warki, salah seorang nelayan asal Bunutan yang jukungnya ikut hancur tertimpa pohon asam yang tumbang tersebut. Menurut Warki, saat itu terjadi hujan lebat dan angin kencang, dirinya bersama nelayan lain saat itu melihat seperti ada pusaran angin putting beliung datang dari tengah perairan menuju ke pantai.

Benar saja, beberapa saat kemudian angin tersebut menyapu wilayah pesisir Pantai Lipah yang mengakibatkan pohon asam tua berukuran besar yang berada di pinggir pantai, bagian batang besarnya patah dan tumbang menimpa jukung miliknya dan tiga unit jukung milik nelayan lainnya. Selang beberapa menit kemudian angin kencang kembali menerjang dan akhirnya benar-benar menumbangkan pohon asam tua berukuran besar tersebut dan mengahantam bangunan rumah milik I Wayan Pica, nelayan di pantai tersebut.

Disebutkannya, selain jukung miliknya, tiga jukung lainnya yang hancur masing-masing milik Wayan Rod, Wayan Wirawan dan Wayan Ipid.

“Jukung yang rusak parah kerugiannya sampai Rp 15 Juta, kalau saya kerugiannya sekitar Rp 5 juta karena cetik dan bambu katirnya yang patah,” sebutnya.

Sementara itu, I Wayan Pica nelayan pemilik rumah yang hancur tertimpa pohon tumbang, kepada media ini di lokasi kejadian mengatakan, saat kejadian dia dan orangtuanya sedang berada di tempat lain. Jadi saat kejadian pohon tumbang, rumahnya tersebut sedang kosong. Dia mengetahui jika rumahnya hancur tertimpa pohon, setelah diberitahu oleh salah satu nelayan. “Rusak parah Pak, atapnya hancur dan tembok dinding rumah saya ini juga sudah retak. Jadi ini sudah tidak bisa ditempati lagi,” kesahnya.

Pasca kejadian tersebut, Wayan Pica berharap ada bantuan dari pemerintah, paling tidak ada bantuan bahan bangunan untuk merehab ulang rumahnya yang rusak parah tersebut. Sementara itu, tidak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa ini, namun empat nelayan yang jukungnya rusak parah tersebut terancam tidak bisa melaut dan kehilangan mata pencarian untuk menopang kebutuhan hidup dan ekonomi keluarga mereka.

wartawan
AGS
Category

Penenun Berusia Lanjut di Sidemen, Mengukir Keindahan Endek dan Songket

balitribune.co.id | Amlapura - Kecamatan Sidemen sejak dulu dikenal sebagai daerah sentra tenun Endek dan Songket di Kabupaten Karangasem. Jika berkunjung dan berwisata ke sejumlah DTW di Kecamatan Sidemen, maka sayup wisatawan akan mendengar derak dan hentakan alat tenun tradisional yang berasal dari beberapa sentra tenun yang ada di dekat sejumlah objek wisata alam di daerah ini.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kementerian Perindustrian Dukung Bali Fashion Network® 2026: Sinergi Pemerintah dan Industri Kreatif untuk Masa Depan Fashion di Bali

balitribune.co.id | Mangupura - Menjelang penyelenggaraan Bali Fashion Network® (BFN) 2026 pada 18 Oktober mendatang di International Conference Center (ICC) Bali, dukungan terhadap industri fashion berkelanjutan semakin menguat.

Baca Selengkapnya icon click

Menuju Harmonisasi, Masyarakat Adat Ungasan Minta Akses Jalan di Belakang GWK Tetap Dibuka untuk Warga

balitribune.co.id | Mangupura - Polemik pagar beton pembatas di kawasan Banjar Giri Dharma, Desa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, kembali bergulir. Pagar yang berdiri di sekitar kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) itu dinilai menutup akses jalan warga menuju permukiman dan sekolah. Menyikapi hal tersebut, masyarakat adat menggelar pertemuan di Pura Dalem Desa Adat Ungasan, Sabtu (12/10) sore.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.