Hujan Lebat dan Angin Puting Beliung Landa Karangasem, Rumah dan 4 Jukung Hancur | Bali Tribune
Diposting : 30 November 2021 04:29
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/ HANCUR – Tampak jukung yang hancur ditimpa pohon tumbang di Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang.

balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Karangasem sepanjang Minggu hingga Senin (29/11/2021). Di Pantai Lipah, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, sebuah pohon asam tua tumbang menimpa empat unit perahu jukung dan satu rumah salah seorang nelayan di pantai tersebut hancur.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh BPBD Karangasem, kejadian pohon tumbang tersebut terjadi Minggu (28/11/2021) sekitar pukul 19.30 Wita petang. Saat itu terjadi hujan lebat disertai dengan tiupan angin kencang. Pun demikian dengan keterangan I Wayan Warki, salah seorang nelayan asal Bunutan yang jukungnya ikut hancur tertimpa pohon asam yang tumbang tersebut. Menurut Warki, saat itu terjadi hujan lebat dan angin kencang, dirinya bersama nelayan lain saat itu melihat seperti ada pusaran angin putting beliung datang dari tengah perairan menuju ke pantai.

Benar saja, beberapa saat kemudian angin tersebut menyapu wilayah pesisir Pantai Lipah yang mengakibatkan pohon asam tua berukuran besar yang berada di pinggir pantai, bagian batang besarnya patah dan tumbang menimpa jukung miliknya dan tiga unit jukung milik nelayan lainnya. Selang beberapa menit kemudian angin kencang kembali menerjang dan akhirnya benar-benar menumbangkan pohon asam tua berukuran besar tersebut dan mengahantam bangunan rumah milik I Wayan Pica, nelayan di pantai tersebut.

Disebutkannya, selain jukung miliknya, tiga jukung lainnya yang hancur masing-masing milik Wayan Rod, Wayan Wirawan dan Wayan Ipid.

“Jukung yang rusak parah kerugiannya sampai Rp 15 Juta, kalau saya kerugiannya sekitar Rp 5 juta karena cetik dan bambu katirnya yang patah,” sebutnya.

Sementara itu, I Wayan Pica nelayan pemilik rumah yang hancur tertimpa pohon tumbang, kepada media ini di lokasi kejadian mengatakan, saat kejadian dia dan orangtuanya sedang berada di tempat lain. Jadi saat kejadian pohon tumbang, rumahnya tersebut sedang kosong. Dia mengetahui jika rumahnya hancur tertimpa pohon, setelah diberitahu oleh salah satu nelayan. “Rusak parah Pak, atapnya hancur dan tembok dinding rumah saya ini juga sudah retak. Jadi ini sudah tidak bisa ditempati lagi,” kesahnya.

Pasca kejadian tersebut, Wayan Pica berharap ada bantuan dari pemerintah, paling tidak ada bantuan bahan bangunan untuk merehab ulang rumahnya yang rusak parah tersebut. Sementara itu, tidak ada korban jiwa atau luka dalam peristiwa ini, namun empat nelayan yang jukungnya rusak parah tersebut terancam tidak bisa melaut dan kehilangan mata pencarian untuk menopang kebutuhan hidup dan ekonomi keluarga mereka.