Gianyar, Bali Tribune
Hari jadi Kota Gianyar ke-245 yang mengambil tema “Inspirasi Bunga dan Buah Nusantara” dapat dijadikan pijakan awal sebagai momentum mengembangkan dan memunculkan segala jenis potensi bunga dan buah yang dimiliki Kabupaten Gianyar, untuk bersaing dengan produk nasional maupun impor. Implikasinya akan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat desa, sehingga terciptanya SDM yang berkualitas.
Hal itu diungkapkan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata usai memimpin apel peringatan hari jadi Kota Gianyar ke-245 tahun 2016 di Lapangan Astina Gianyar, Selasa (19/4). Upacara dihadiri Wabup Gianyar, para veteran perang di Kabupaten Gianyar, mantan Bupati Gianyar periode sebelumnya, DPRD, SKPD,beserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Gianyar.
Bupati Agung Bharata mengatakan, Pemda terus berupaya keras untuk memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki Kabupaten Gianyar. Salah satunya dengan menggaungkan prospek cerah di bidang pertanian dan perkebunan. Sebab, selain di bidang pariwisata yang memang menjadi andalan PAD Kabupaten, bidang pertanian pun memiliki celah yang sama digenjot untuk memberi PAD bagi daerah.
Bupati pun bertekad akan terus berupaya meningkatkan pendapatan masyarakat, agar lepas dari kemiskinan. Memang harus diakui, kemiskinan tidak mudah untuk dihilangkan sepenuhnya di setiap daerah. Namun, setidaknya, upaya ini dapat menekan angka tuna wisma.
Salah satu potensi, kata Agung Bharata, yakni buah jeruk Selayar dan Jeruk Siam kini sedang dikembangkan untuk menjadi produk andalan Kabupaten Gianyar. Penelitian pun sedang dilakukan di ITB Bandung, demi menemukan ciri khas yang akan menjadi cikal bakal identitas buah Kabupaten Gianyar nantinya.
Sementara, dalam amanat Gubernur Bali Made Mangku Pastika, yang dibacakan Inspektur Upacara Anak Agung Bharata menyampaikan, Kabupaten Gianyar sebagai pariwisata historis, hendaknya dijadikan peringatan mengenang sejarah kelahiran kota, menjadi penguat ikatan emosional masyarakat Gianyar. Filosofi hidup menyame braya harus tetap menjadi landasan masyarakat. ”Jati diri masyarakat tak boleh luntur, kendati didera invasi budaya modern,” pesan Gubernur.
Lebih lanjut, dikatakan, keberadaan lembaga tradisional, seperti desa pakraman, subak, banjar adat, dan sekaa teruna harus terus diberdayakan. Partisipasinya dalam pembangunan sangat vital sebagai kerangka efektivitas program di satu sisi, dan pelestarian budaya di sisi lainnya. ”Identitas sosio-kultural Kabupaten Gianyar akan mewujudkan Bali metaksu,” katanya.
Pelaksanaan Apel ditutup dengan Pementasan Lagu Pucuk dan Hymne Gianyar yang dibawakan oleh Paduan Suara Bahana Gita Praja, Display Marching band Gema Genta Gianyar, Marching band SMA 1 Payangan dan Penyerahan Hadiah kepada pemenang lomba dan kegiatan serangkian HUT Kota Gianyar.