balitribune.co.id | Mangupura - Politik di internal PDIP Kabupaten Badung bergolak. Apa sebab? Pasalnya sejumlah nama bakal calon legislatif (Caleg) yang diajukan DPC PDIP Badung ke DPP melalui DPD PDIP Provinsi Bali dicoret. Sebagian besar nama bacaleg yang dicoret adalah peraih suara terbanyak pada Pileg 2019.
Dari informasi yang dihimpun di internal PDIP Badung, sejumlah nama yang dihilangkan adalah I Bagus Alit Sucipta alias Gus Bota, padahal menjadi peraih suara terbanyak yakni 111.741 suara.
Selain Gus Bota yang kembali dijagokan merebut kursi DPRD Bali, sejumlah nama calon incumbent lain juga hilang yaitu Ni Putu Yunita Oktarini serta I Wayan Regep (8.432 suara), keduanya merupakan calon petahana untuk kursi DPRD Badung. Pendatang baru yang juga lenyap, I Wayan Bawa untuk calon DPRD Bali, serta calon Dapil Abiansemal Putu Dendy Astra Wijaya dan I Gede Yoga.
Bakal caleg ini tidak mendapatkan pesan melalui WhatApps dari staf DPP PDIP, yang menandakan mereka tidak masuk dalam daftar calon sementara (DCS) versi partai. Dua bakal Caleg yang sebelumnya dipasang untuk DPRD Badung juga dilempar ke DPRD Provinsi, yaitu I Putu Parwata dan I Made Ponda Wirawan. Keduanya mendapat pesan WhatApps yang jelas menugaskan sebagai calon DPRD Provinsi Bali.
Perubahan daftar bakal Caleg ini membuat DPC PDIP Badung gusar. Lantaran penetapan nama-nama bakal Caleg yang sudah diputuskan melalui rapat DPC PDIP Badung pada tanggal 20 November 2021 tidak semuanya diakomodir. Perubahan nama-nama menurut informasi terjadi pada pleno di DPD PDIP Bali tanggal 25 Mei 2023.
Sekretaris DPC PDIP Badung I Putu Parwata saat dikonfirmasi di Gedung DPRD Badung, Rabu (3/5) mengaku belum mengetahui perihal informasi tersebut. Ketua DPRD Badung ini juga mengaku belum menerima surat resmi ataupun pesan Whatshap (WA) dari DPP ataupun DPD terkait masalah pencalegan ini.
Pun demikian pihaknya menjelaskan di DPC PDIP Badung sendiri sebelumnya sudah menggodok nama-nama yang akan disodorkan untuk maju sebagai bakal Caleg di tingkat kabupaten maupun provinsi. Nama-nama yang ditelurkan DPC ini berdasarkan sejumlah pertimbangan dengan melihat bobot dan potensi dari masing-masing kader. Dengan usulan nama ini DPC juga memiliki target untuk kembali memenangkan PDIP dengan perolehan suara mayoritas.
"Kami sudah menjalankan semua yang diamanatkan oleh partai. Termasuk dalam pengusulan calon DPRD Kabupaten dan Provinsi melalui rapat+rapat. Cuma kami belum mendapat komunkasi dari provinsi dalam penetapan calon ini. Harusnya bersama-sama seperti Jembrana. Penentuan calon itu dilakukan sama-sama," ujar Parwata.
Sejauh ini Parwata mengaku komunikasi antara DPD dan DPC memang tidak ada. "Kami di Badung ini sama sekali tidak ada diajak komunikasi oleh DPD," tegasnya.
Disinggung soal rumor dirinya digeser jadi calon DPRD Provinsi, politisi asal Dalung ini juga mengaku tidak tahu.
“Saya belum tahu. Belum ada surat resmi dan WA juga tidak ada. Tapi kalau pun begitu dan ada pertimbangan khusus (harus digeser ke provinsi) sebagai kader partai kami siap ditugaskan di manapun. Cuma harapan kami ada komunikasi," tukasnya.