Negara, Bali Tribune
Puluhan Warga Desa Pekutatan protes dan mengeluhkan kembali masuknya jaringan kabel milik PT Telkom Indonesia (Persero) ke Desa Pekutatan setelah puluhan tahun diputus karena sempat digantikan jaringan CDMA Flexi. Jaringan yang dipasang secara asal-asalan sejak tiga bulan lalu itu mengganggu aktifitas warga. Namun pihak BUMN Telkom mengaku tidak mengetahu mengenai kondisi ini.
Salah satu lokasi dengan kondisi jaringan kabel telpon dan internet yang sembraut dan dipasang asal-asalan ini tampak di sisi selatan Jalan Ngurah Rai, Banjar Dauh Pangkung, Desa Pekutatan. Kabel yang menghubungkan instalasi dan koneksi ke hotel dan villa dipesisir selatan pekutatan ini selain sangat kendor juga tanpa tiang. Seperti yang diungkapkan Wayan Agus Swastika (40) bersama belasan warga Jalan Ngurah Rai, Banjar Dauh Pangkung, Desa Pekutatan, Rabu (22/6), protes dan keluhan warga muncul setelah kabel sepanjang beberapa kilometer itu dipasang sekitar tiga bulan lalu. Dimana pemasangannya jaringan kabelnya asal-asalan tanpa tiang penyangga khusus, hanya mendompleng mengantungkan kabel pada tiang listrik beton milik PLN dengan ketinggian hanya 3 meter dan rentang kabelnya sangat kendor.
Menurut warga, pihak pemasang kabel juga menyiasati kendornya kabel yang dipasang itu dengan menyangkutkan dipohon tanaman warga. Seperti tampak sepanjang jalur itu, kabel disangkutkan di pohon bunga, pisang dan mangga milik warga. Namun kendornya kabel itu menurut warga mengganggu aktifitas warga. Bahkan karena kendor dan masuk ke pagar, warga kesulitn untuk merabas dan memotong tanaman, warga yang memiliki truk juga kesulitan memasukan kendaraannya kehalaman rumah karena terhalang kabel ini.
Keluhan warga terkait kabel ini sempat naik di pesangkepan banjar setempat. Warga menyiasatinya dengan memasangkan bambu sebagai penyangga lantaran banyak anak-anak yang bermain dengan kabel itu. Sejak dipasang, tidak ada satupun petugas Telkom yang turun untuk mengecek kondisi kabel itu, sementara warga mengaku kesulitan akses untuk menyampaikan keluhan ini. Warga mengancam jika tidak segara ditangani maka jaringan kabel itu akan dipotong bersama-sama saat gotong royong.
Perbekel Pekutatan I Gede Silagunada dikonfirmasi membenarkan adanya keluhan warganya mengenai kabel Telkom itu. Ia meminta agar pihak Telkom tidak hanya menyikapi semrawutnya kabel di perkotaan saja namun masuknya kabel telpon di desa ini juga sudah sangat mengganggu aktifitas warga dan kenyamanan tata ruang di wilayah desa.
Supervisor Plasa Telkom Negara Purna saat ditemui di kantornya di Bilangan Jalan Ngurah Rai, Jembrana justru tidak mengetahui permasalahan itu karena jarang ke lapangan. Ia mengaku akan menginformasikan permasalahan ini ke bagian teknis sehingga bisa dicek langsung ke lapangan, karena menurutnya hanya bagian teknis yang mengetahui hal itu. Saat ini di Kecamatan Pekutatan belum ada intalasi telpon dan koneksi internet yang aktif.
Menurutnya setelah dicek ke lapangan mungkin akan dilakukan penambahan tiang di jalur itu dan akan dikencangkan namun ia menyatakan pemasangan jaringan itu merupakan pekerjaan pihak vendor dari Denpasar.