Jelang Galungan Hiasan Penjor Diburu Pembeli | Bali Tribune
Diposting : 3 June 2022 05:19
ANA - Bali Tribune
Bali Tribune / DICARI - Hiasan penjor mulai dicari oleh masyarakat untuk perlengkapan Hari Raya Galungan 2022.

balitribune.co.id | MangupuraAlat perlengkapan penjor dan sarana upakara mulai dibanjiri pembeli menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Tampak sejumlah pedagang perlengkapan upakara di kawasan Jalan Raya Sempidi-Kapal, Mengwi, Badung beberapa hari ini selalu ramai pembeli.

Masyarakat yang ingin membeli perlengkapan penjor bahkan tak sedikit yang langsung membeli ke perajin. Seperti diakui oleh I Made Suartana, seorang perajin hiasan penjor di Desa Sibang Kaja, Abiansemal.

Sejak sebulan lalu pihaknya mengaku sudah menerima banyak oderan hiasana janur untuk penjor. Baik uang ukuran kecil, sedang hingga penjor besar. Orderan tidak hanya dari pedagang yang akan dijual kembali namun dari masyarakat langsung. 

"Iya, banyak oderan hiasan penjor untuk Galungan. Oder yang banyak dari pedagang tapi ada juga yang pembeli langsung," ungkap Suartana ditemui di kediamannya Desa Sibang Kaja, Kamis (2/6).

Momen hari raya ini pun tak disia-siakan untuk mengais rezeki lebih. Sebab, pesanan banyak hanya datang enam bulan sekali yakni saat menjelang Galungan saja.

"Memang jumlah permintaan tidak seperti sebelum Covid-19, tapi sebulan sebelum Galungan sudah ada permintaan," katanya.

Sebagai perajin langsung Suartana yang juga seorang ASN di lingkungan Pemkab Badung ini menyebut harga hiasan janur buatannya cukup bervariasi. Tergantung ukuran dan motif hiasan. Misalnya harga sampean penjor tinggi 20 cm berkisar Rp 25.000 hingga Rp 50.000. Sedangkan, tinggi 50 cm hingga 60 cm seharga Rp 100.000 hingga Rp 150.000.

"Kalau yang ukuran 1 meter itu harganya Rp 300.000 sampai dengan Rp 500.000. Harga ini tergantung jenis dan bentuknya," jelasnya.

Namun bila dibandingkan dengan harga Galungan sebelumnya diakui memang ada sedikit kenaikan. Pasalnya, harga bahan baku yakni daun ental atau rontal mengalami kenaikan.

"Harga bahan baku naik sekali, jadi harganya kalau dibandingkan dulu ada kenaikan cuman tidak begitu banyak,” tegasnya.

Galungan sebelumnya harga satu ikat/gabung daun rontal mencapai Rp 400.000 hingga Rp500.000, namun saat ini mencapai Rp 550.000 hingga 600.000/ikat. Bahkan, ada penjual yang mematok harga Rp 620.000/ikat. 

"Terus terang mahalnya harga daun rontal menyulitkan kami menentukan harga, karena kalau dijual mahal, masyarakat sedikit yang mau beli. Apalagi kami juga membuat untuk pedagang yang akan dijual lagi," pungkasnya.