balitribune.co.id | Amlapura - Empat hari menjelang Hari Raya Idul Adha, arus penyeberangan di Pelabuhan Padang Bai, Karangasem pada Minggu (25/6) pagi berlangsung padat. Ratusan kendaraan penyeberang yang didominasi oleh sepeda motor dan kendaraan pribadi antre untuk masuk kedalam kapal.
Dari pantauan media ini di pelabuhan penyeberangan ujung timur Bali tersebut, sejak pagi ratusan sepeda motor dan kendaraan pribadi telah memadati areal parkir Pelabuhan Padang Bai. Kendati tidak sepadat saat arus mudik lebaran Idul Fitri beberapa waktu lalu, namun peningkatan kendaraan penyeberang untuk hari raya Idul Qurban kali ini sudah mulai terlihat sejak kemarin. “Dari kemarin ada peningkatan kendaraan penyeberang, namun tidak seperti waktu lebaran Idul Fitri. Biasanya yang padatnya itu malam pak!” ujar salah seorang petugas di Pelabuhan Padang Bai yang enggan namanya dikorankan.
Namun demikian kata dia, aktifitas bongkar muat dan pelayaran kapal itu masih sesuai dengan jadwal. Disebutkan pula oleh sumber tadi, biasanya kepadatan arus penyeberangan kendaraan dan penumpang pejalan kaki akan terjadi hingga dua hari menjelang Idul Adha.
Hal senada juga diakui oleh sejumlah nakhoda kapal Ferry yang melayani penyeberangan dari Pelabuhan Padang Bai menuju Pelabuhan Lembar dan arah sebaliknya. Dimana sejak beberapa hari terakhir memang ada sedikit peningkatan jumlah penumpang. “Mulai sedikit ada peningkatan menjelang hari raya Idul Adha. Yang meningkat itu sepeda motor sama penumpang pejalan kaki,” ungkap Kapten Muchrodji, Nakhkoda Kapal Ferry KMP Gemilang VII.
Dari pantauan media ini, sebagian besar salon penumpang kapal mengaku akan menyeberang untuk merayakan Idul Adha di di kampung halaman mereka, di Lombok, Sumbawa, Bima dan Dompu. Tapi tidak sedikit pula yang mengaku menyeberang untuk menonton ajang MXGP Motocross di Sirkuit MXGP Samota, Sumbawa.
“Ya Pak, saya mau mudik merayakan Idul Adha di kampung. Saya kerja di Denpasar, kebetulan dapat libur jadi bisa pulang hari raya di kampung,” ucap Fathul Insani, salah satu pemudik asal Mataram, Lombok. Kendati kendaraan penyeberang cukup padat, namun biasanya akan melandai pada siang hari, dan kembali padat pada malam hari.