Jelang KTT G20 Puluhan Anjing Liar Direlokasi | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 November 2024
Diposting : 16 October 2022 19:53
ANA - Bali Tribune
Bali Tribune / RELOKASI - Penangkapan anjing liar untuk direlokasi ke shelter milik penyayang binatang di Kuta Selatan.

balitribune.co.id | MangupuraPuluhan anjing liar berhasil direlokasi ke shelter-shelter (penampungan) milik kelompok penyayang binatang di wilayah Badung Selatan.

Penyisiran anjing liar ini  dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung dengan menggandeng organisasi penyayang binatang khususnya dog lover. Tujuannya adalah untuk mencegah anjing liar berkeliaran di venue-venue KTT G20 dan objek wisata selama gelaran KTT G20.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan untuk wilayah Kuta Selatan ada sekitar 13 ribu HPR (Hewan Penular Rabies), dimana sebanyak 70,43 persen sudah divaksin, dan sisa masih terus disisir untuk mencegah penularan rabies. 

Hingga saat ini sedikitnya sudah ada 40 anjing liar yang berhasil direlokasi ke tempat penampungan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana menyatakan masih cukup banyak anjing liar yang ada di kawasan Kuta Selatan yang berkeliaran di lapangan.

"Sudah 40 ekor anjing kita relokasi, tapi dari pendataan masih banyak yang liar," ujarnya, Minggu (16/10).

Dari hasil pendataan di lapangan kata dia, sedikitnya ada sekitar 105 ekor anjing yang berkeliaran tanpa pemilik dan sering mengganggu wisatawan. Petugas kesehatan hewan juga sudah terus melakukan edukasi ke masyarakat agar tidak melepasliarkan hewan peliharaannya. "Kami sudah mengimbau pemilik agar mengikat atau mengandangkan anjing peliharaannya di rumah, tapi tidak ada respons sehingga kami lakukan penyisiran," kata Wijana.

Meski dilakukan penyisiran, mantan Kabag Ortal Setda Badung ini memastikan anjing-anjing tersebut mendapatkan perlakukan yang baik, dan rata-rata anjing yang ditangkap dalam kondisi sakit. Anjing-anjing yang berhasil ditangkap dititipkan di sejumlah shelter milik penyayang anjing. 

 “Rata-rata anjing yang ditampung di shalter ditangkap dalam keadaan sakit kulit scabis (gudig) dan dibuang oleh pemiliknya. Kemudian kita rawat, vaksin dan obati hingga sehat kembali,” tegasnya.

Sementara bagi anjing yang menunjukan gejala terjangkit rabies langsung dieleminasi. "Eleminasi dilakukan apabila anjing menunjukan gejala-gejala terjangkit rabies," tukasnya.