Kadisparda Ajak 34 Konsulat Jenderal Negara Sabahat Yakinkan Wisatawan Asing ke Bali | Bali Tribune
Diposting : 27 February 2020 23:13
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / KONSULAT JENDERAL - Kepala Dinas Pariwisata Daerah Bali saat bertemu dengan 34 konsulat jenderal negara sabahat di Bali untuk memastikan bahwa wisatawan asing aman berkunjung ke Pulau Seribu Pura

balitribune.co.id | Badung - Dihadapan 34 konsulat jenderal negara sahabat di Bali, Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Kadisparda) Bali, Putu Astawa menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan langkah preventif dalam mengantisipasi penyebaran virus corona (Covid-19) di Bali. Dalam hal ini telah dipasang alat thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang di Terminal Kedatangan Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai. 

"Kita telah memasang alat thermo scanner yang didukung juga oleh tenaga medis di bandara, mensiagakan rumah sakit-rumah sakit di Bali jika terdapat kasus kelak,” ungkapnya di Badung, Rabu (26/2).

Dia juga mengatakan, tim penangkalan wabah mematikan tersebut terus berupaya untuk membendung informasi dan berita hoax yang tersebar, agar tidak meresahkan masyarakat. “Dari segi niskala, kami juga telah bersembahyang agar dampak virus ini tidak meluas, serta cepat hilang, terutama untuk saudara-saudara kita yang ada di Tiongkok,” jelas Astawa.

Ia berharap, para konsul jenderal yang merupakan perwakilan bagi setiap negara asalnya di Bali bisa meyakinkan masyarakat di negara mereka masing-masing untuk tidak ragu berkunjung ke Bali. “Karena hingga saat ini belum ada satu kasus pun dilaporkan di Indonesia, terutama di Bali, sehingga tidak perlu ada keraguan untuk mengunjungi Bali,” tegasnya. 

Selain itu juga Astawa menjelaskan kebijakan Pemerintah Pusat dalam meringankan usaha pariwisata di Bali karena dampak wabah yang mulai menyerang Kota Wuhan, Tiongkok sejak akhir 2019 lalu. Kata dia, virus yang menyerang pernafasan ini telah berdampak terhadap penurunan jumlah wisatawan ke Bali, khususnya wisatawan Tiongkok sejak Pemerintah Indonesia menutup sementara penerbangan dari/ke Indonesia-Tiongkok pada 5 Februari 2020 lalu. 

“Jumlah wisatawan Tiongkok ke Bali merupakan jumlah terbesar kedua setelah Australia yaitu sekitar 18,2%, sehingga penurunan tersebut sangat dirasakan,” sebutnya. 

Menurutnya, karena permasalahan tersebut, maka pengurangan wisatawan mancanegara ke Bali begitu terasa. Berbagai kebijakan pun ditempuh Pemerintah Pusat demi memulihkan pariwisata. “Pemerintah akan mengucurkan dana untuk memulihkan pariwisata yang terdiri dari Rp 298,5 miliar untuk insentif airlines dan travel agent, Rp 443,39 miliar untuk wisatawan domestik berupa diskon sebesar 30% tiket pesawat, berikutnya pemerintah juga berencana untuk memberi keringanan pelaku usaha pariwisata seperti hotel di restoran berupa tidak ada pungutan pajak sebesar 10% selama enam bulan di 10 destinasi pariwisata di seluruh Indonesia,” beber Astawa.

Dihadapan para konsul jenderal yang hadir, mulai dari Australia, Swiss, Itali, Belanda, Jerman, Amerika, Jepang, Hongaria, Selandia Baru, India, Slovia, Chilie dan lainnya, Ia menambahkan mengenai kebijakan yang ketiga. Jika kemungkinan akan ada pengurangan pendapatan bagi beberapa pemerintah kabupaten, terutama di Bali. "Namun, hal tersebut bertujuan untuk memulihkan pariwisata. Kita pikirkan pemulihan ini dulu, agar pariwisata kita tidak diam di tempat,” imbuhnya.