balitribune.co.id | Kuta - Para pemangku kepentingan industri penerbangan dan pariwisata menyelenggarakan kampanye perjalanan aman bertajuk Safe Travel Campaign di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Jumat (28/8). Kampanye ini diinisiasi sejumlah instansi yakni Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), maskapai penerbangan AirAsia Indonesia, PT Angkasa Pura II (Persero), serta PT Angkasa Pura I (Persero). Dengan tujuan untuk meyakinkan masyarakat kembali berwisata dengan aman. Serta untuk memulihkan kembali sektor pariwisata dan perekonomian yang terdampak cukup parah akibat pandemi Covid-19.
Co. General Manager Commercial PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rahmat Adil Indrawan, menyatakan optimisme terkait upaya pemulihan pariwisata Bali. “Memasuki paruh kedua tahun 2020, kita tengah menjalani era adaptasi kenormalan baru. Industri penerbangan dan pariwisata kini perlahan beradaptasi terhadap era baru ini. Perlahan, pergerakan penumpang dan pesawat udara mulai menggeliat.
“Tentunya, kami selaku pengelola bandar udara telah menerapkan secara ketat serangkaian langkah protokol kesehatan demi kenyamanan dan keamanan pengguna bandar udara di masa pandemi ini,” jelasnya.
Adil mengungkapkan data selama libur panjang Tahun Baru Islam lalu, di mana rata-rata harian penumpang yang terlayani selama periode tersebut adalah tertinggi selama bulan Agustus, yaitu rata-rata sebanyak 7 ribu penumpang per hari.
Dari data yang disajikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola bandar udara tersibuk kedua di Indonesia tersebut, selama berjalannya bulan Agustus 2020, tercatat sebanyak 157.213 penumpang telah terlayani, dengan rata-rata penumpang harian sebanyak 5.615 penumpang. Angka ini merupakan angka tertinggi sejak bulan Maret 2020.
“PT Angkasa Pura I (Persero), sebagai salah satu stakeholder dalam industri penerbangan dan pariwisata, bertekad untuk selalu dapat turut terlibat dalam kembalinya kejayaan pariwisata Bali khususnya, serta Indonesia pada umumnya, sehingga akan memberikan multiplier effect terhadap perekonomian negara,” beber Adil.
Sementara itu Ketua Umum INACA, Denon Prawiraatmadja, menyatakan kegiatan masyarakat tetap dapat dijalankan dengan mengindahkan penerapan protokol kesehatan. “Masyarakat perlu melakukan banyak penyesuaian dalam penghentian penyebaran virus ini, namun tetap dapat melakukan kegiatan perekonomian. Berbagai upaya telah dilakukan, supaya dapat mendorong masyarakat untuk tetap melakukan kegiatan produktif tapi di saat bersamaan, kita semua memiliki kesadaran dalam menghentikan penyebaran virus ini,” ujarnya.
Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, menyampaikan dua hal yang sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk kembali berwisata ke Bali. “Melalui hal (penandatanganan kesepakatan kerja sama INACA dengan PHRI) ini, ada dua hal yang kita dorong, yang pertama adalah affordability atau masalah pricing, di mana harga yang menarik tidak akan memberatkan. Kedua adalah masalah kepercayaan, di mana orang akan percaya jika ke Bali itu aman,” ucapnya.