balitribune.co.id | Gianyar - Sebagai desa wisata, Desa Kemenuh, Sakawati, terus berupaya menggali potensinya untuk menarik wisatawan. Keberadaan Kera (bojog) liar di sepanjang sungai Petanu yang selama ini kerap dianggap sebagai pengganggu, kini justru dibidik sebagai potensi wisata. Sabagai pusat koloninya, hutan kera pun disiapkan di kawasan Pura Dalem Desa Adat Kemenuh.
Perbekel Kemenih, Dewa Nyoman Neka, Kamis (30/1) kemarin mengungkapkan, persiapan untuk pembangunan Objek Wisata Monkey River ini sudah dilakukan sejak lama. Diawali dengan penanaman pohon di Kawasan Pura Dalem, yang nantinya diharapkan sebagai habitat bojog liar ini. “ Selama ini kera-kera ini kerap berpindah-pindah di aliran sungai Petanu, karena faktor makanana. Karena itu kami berupaya menanam pepohonan yang didominasi pohon buah, dengan beragam musim,” ungkapnya.
Optimis desanya menjadikan kera-kera tersebut sebagai obyek wisata, karena kawanan kera kini mulai jinak. Hanya disebutkan, karena masih terbatasnya makanan, kawanan kera tersebut sering menjarah kebun warga setempat disaat musim kering. Seperti buah pisang dan buah-buahan yang lain. “ Kalau pakannya mencukupi, ditambah kebiasaan warga memberikan makanan, kami yakin mereka akan nyaman di hutan yang kami siapkan ini,” yakinnya.
Selain objek wisata Monkey River, desa setempat juga menyiapkan museum Desa Adat Kemenuh. Museum ini nantinya akan menampilkan karya patung produksi seniman Kemenuh dari tahun ke tahun serta ragam adat istiadat Kemenuh dalam bentuk Foto. “Untuk pengelolanya nanti oleh BUMDes Desa Kemenuh bersama Desa Adat Kemenuh. Polanya sedang kami disusun, dimana sepenuhnya dikelola BUMDes, potensinya sudah ada, tinggal pembuatan fasilitas umum seperti toilet dan penataan parkir,” tutupnya.