BALI TRIBUNE - Rencana pembangunan bandara di Buleleng yang hingga kini masih terus bergulir semestinya bisa segera disikapi pihak terkait agar tak ngambang. Pasalnya investor sudah siap untuk mewujudkan pembangunan bandara yang diidam-idamkan masyarakat Bali khususnya Bali Utara. Dua investor yakni PT Pembari dan PT BIBU menyatakan sudah siap namun sampai kini menunggu Penlok (Penetapan Lokasi) yang belum juga turun dari pusat. Akibatnya pembangunan bandara yang sudah direncanakan hampir empat tahun silam itu belum bisa jalan. "Mestinya pusat melihat kondisi yang ada secara komprehensif, tidak sepenggal-sepenggal sehingga bisa memberi solusi," ujar Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba, Minggu (25/3) sore di GWK Jimbaran.
Tamba mengaku kurang memahami kalau infrastruktur seperti jalan dijadikan alasan sehingga Penlok tak bisa turun. Pasalnya kalau pembangunan bandara bisa berjalan otomatis akan diikuti pembangunan infrastruktur pendukungnya baik sarana jalan maupun yang lainnya.
Di sisi lain Tamba mengapresiasi langkah yang diambil Gubernur Made Mangku Pastika yang langsung menemui Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan di Jakarta terkait kelanjutan rencana pembangunan bandara. "Investor itu kan serius menggarap bandara, dan pasti semua akan terintegrasi. Apalagi pembangunan bandara tidak cukup waktu setahun, pasti infrastruktur akan terbangun untuk mendukungnya," katanya.
Tamba juga menyesalkan jika ada pendapat yang menyebutkan, untuk membangun bandara harus ada jalan dulu. "Alangkah sempitnya cara berpikir kalau demikian," tandas anggota dewan yang berencana tahun 2019 maju ke pusat sebagai anggota DPR RI dengan tagline "Tamba Menuju Senayan".
Menurutnya dengan investasi Rp 70 triliun lebih investor sudah memperhitungkan berbagai hal terkait pembangunan bandara dan fasilitas pendukungnya. Sebagaimana diketahui ada dua investor yang sama sama mengaku siap membangun bandara di Buleleng yakni PT Pembari yang akan membangun di darat dan PT BIBU yang siap menggarap di laut. Bahkan kedua investor ini sudah membuat desain dengan melibatkan para ahli. Namun kedua investor ini mentok karena Penlok yang belum terbit. "Kita sudah menunggu hampir empat tahun," ujar Dirut PT BIBU Made Mangku belum lama ini. Hal serupa juga disampaikan Dirut PT Pembari Ir. Suardana yang juga sudah menyiapkan desainnya. "Kalau lahan kita sudah ada 400 hektar," ujarnya saat paparan di Sanur belum lama ini.