BALI TRIBUNE - Program “Klungkung Menari” bulan Juli diisi pementasan Sekaa Drama Gong Yowana Pande Paramarta di depan Monumen Puputan Klungkung, Sabtu (29/7) malam. Sekaa drama gong asal Banjar Pande, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung ini menampilkan drama gong inovatif dengan judul “Taluh Siu Nyuh Duang Tali”.
Diceritakan, di sebuah desa bernama Batu Mekaang hidup seorang putra desa bernama I Krerek. Pemuda lajang ini adalah seorang pengangon (Pengembala) bebek. Suatu hari, Ia bersama dua punakawan ingin menguji seorang Begawan di Pesraman Wana Giri. Sang Begawan terkenal dengan sifat congkak, angkuh, serakah dan memiliki kesaktian. Namun Sang Begawan memiliki seorang putri cantik dan pendiam.
Dalam suatu kesempatan I Krerek bertemu dengan Sang Begawan. Kepada Sang Begawan, I Krerek bercerita bahwa ia bermimpi menyerahkan kepada Sang Begawan berupa seribu butir telor dan dua ribu butir kelapa. Oleh Sang Begawan, mimpi I Krerek pun diartikan bahwa apapun yang dimimpikan harus ditindaklanjuti. Dengan sifat angkuh dan serakahnya Sang Begawan pun meminta I Krerek untuk menyerahkan seribu butir telor dan dua ribu butir kelapa.
Namun maksud lain I Krerek tidak diketahui oleh Sang Begawan. Ia pun kembali menceritakan mimpi lainnya. Dalam mimpinya tersebut I Krerek menikah dengan seorang putri cantik. Pengangon bebek inipun menguji ucapan Sang Begawan bahwa apapun yang dimimpikan harus ditindaklanjuti. Kepada Sang Begawan, I Krerek menyebutkan bahwa ia bermimpi menikah dengan putri cantik yang tak lain adalah putri Sang Begawan sendiri.
Pementasan drama gong inovatif ini menarik perhatian masyarakat yang berada di sekitar Monumen Puputan Klungkung. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta pun tampak di tengah penonton. Menurut Bupati, cerita yang dibawakan oleh Sekaa Drama Gong Yowana Pande Paramarta sangat menarik, menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Dibalut dengan lawakan, cerita yang ditampilkan pun tidak membuat penonton bosan. Dari cerita tersebut Bupati menyimpulkan bahwa seseorang tidak boleh emosi dan harus konsisten dalam setiap ucapan, seperti lakon Sang Begawan. “Ini sesuatu yang menarik yang memberi kita pembelajaran tentang kehidupan sehari-hari,” ujar Bupati Suwirta usai menyaksikan pementasan drama gong.
Klungkung Menari merupakan salah satu implementasi dari program aksi Pemkab Klungkung “Gema Santi” atau gerakan masyarakat santun dan inovatif. Program ini menampilkan berbagai seni dan budaya yang rutin digelar setiap akhir bulan.