Komisi 3 DPRD Klungkung Raker dengan Disdik Klungkung | Bali Tribune
Diposting : 3 November 2022 07:13
SUG - Bali Tribune
Bali Tribune/SIDANG - Sidang Komisi III DPRD Klungkung dengan Disdikpora Klungkung.
balitribune.co.id | Semarapura - Banyak persoalan pendidikan dilingkungan sekolah sekolah di Kabupaten Klungkung yang menjadi sorotan dewan, dari peersoalan dari masalah aset beberapa sekolah yang tidak kunjung tuntas, hingga masalah kekurangan tenaga guru yang masih ditemui di beberapa sekolah. Kondissi ini dipertanyakan oleh Komisi III DPD KLungkung saat digelarnya Raker dengan jajaran Disdikpora Klungkung Selasa (1/11/2022).
 
Terkait persoalan dilingkungan Disdikpora Klungkung ini ditemui Ketua Komisi III DPRD Klungkung I Nengah Ary Priadnya, Rabu (2/11/2022), menjelaskan, ada beberapa permasalahan yang dibahas saat digelarnya Raker bersama dengan Dinas Pendidikan Klungkung. Adapun persoalan yang sangat krusial adalah Pertama masalah beberapa sekolah yang masih kekurangan guru. "Kekurangan guru banyak kami temui di Nusa Penida. Banyak guru pensiun, sehingga guru kelas metangkap jadi guru mata pelajaran," jelas Ary Priadnya.
 
Masalah lain yang disoroti yakni msih ada beberapa sekolah yang masih bermasalah. Ia mencontohkan SMP 4 Klungkung, yang asetnya masih atas nama SD Satu Atap Selat. Termasuk beberapa sekolah di Nusa Penida yang asetnya atas nama desa setempat. Masalah aset ini berimbas pada masalah bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk sekolah. "Kasian kalau masih terkendala masalah aset ini, sekolah sulit dapat bantuan DAK. Masalah administrasi ini harus segera dituntaskan, agar tidak ada masalah dikemudian hari," ungkap Ary Priadnya.
 
Masalah sarana prasarana sekolah juga menjadi perhatian dewan, agar mendapatkan perhatian karena ada sekolah yang plavonnya jebol dan sebagainya. "Sarpras ini informasinya dari Dinas Pendidikan mengatakan dianggarkan DAK. Mengingat APBD yang masih minim," ujarnya.
 
Kepala Dinas Pendidikan I Ketut Sujana ketika dikonfirmasi tudingan krusial ini menyebutkan , pihaknya telah turun ke sekolah-sekolah untuk pendataan guru. Terutama di Nusa Penida yang jumlah guru dan siswa kadang tidak seimbang. Keberadaan Guru dan murid sangat nyompalng kondisinya.Persoalan ketimpangan ini sudah menjadi PR yang sangat lama belum juga tuntas tuntas. "Ada beberapa sekolah yang masih kekurangan guru. Ini akan kami lakukan pemerataan," jelasnya.
 
Terkait guru yang merangkap, menurut Sujana masih memungkinkan sesuai aturan. Misal guru olah raga atau guru agama yang merangkap guru kelas. "Guru merangkap dimasing masing sekolah itu sudah biasa, khususnya guru penjaskes atau guru agama itu,kan  masih diperbolehkan jadi guru kelas," ungkap Ketut Sujana yang juga menjabat bendesa Adat Paksebali ini optimis.