KOMISI III DPRD Bali (membidangi infrastuktur, pembangunan) menggelar pertemuan untuk membahas rencana pembangunan Shortcut (Jalan Pintas) Denpasar - Singaraja di Gedung Dewan, Niti Mandala Denpasar, Jumat (12/8).
Rapat yang dipandu Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba (dari Fraksi Demokrat), dihadiri langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana didampingi Sekda Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Puspaka, Kadis Perhubungan Provinsi Bali I Ketut Artika, Kadis PU Provinsi Bali Nyoman Asatwa Riadi dan SKPD terkait di Pemprov Bali. Turut hadir Kepala Seksi Perencanaan Balai Pelaksana Jalan Nasional VIII Denpasar, Hendro Satrio dan sejumlah pimpinan SKPD Pemkab Tabanan.
Dalam pertemuan tersebut sempat terjadi perbedaan pendapat antara Pemkab Buleleng dan Komisi III DPRD Bali, terkait titik prioritas penggarapan Shortcut Denpasar Singaraja.
Namun, setelah pembahasan selama dua jam, pertemuan yang dipantau langsung Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry yang juga pembina Komisi III DPRD Bali, akhirnya menyimpulkan agar proses proyek Shortcut Denpasar Singaraja via Bedugul ini diserahkan kepada instansi terkait, dalam hal ini Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN). Terkait penetapan titik prioritas proyek pembangunan Shortcut juga diserahkan agar ditetapkan sesuai dengan hasil kajian DED yang kini sedang dilakukan Balai Pelaksana Jalan Nasional (PBJN).
Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar, Nyoman Sugawa Korry, meminta semua pihak menyerahkan keputusan final kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) dengan menunggu hasil DED pada November 2016 nanti. Pihaknya menegaskan ide pembangunan Shortcut muncul karena adanya kesenjangan antara Bali Selatan dan Bali Utara. Pemprov Bali mengusulkan Shortcut di jalur Denpasar-Singaraja via Bedugul untuk mengatasi kesenjangan ini antara Bali Selatan dan Bali Utara. "Kesenjangan ini harus diatasi. Karena belum memungkinkan dibangun jalan tol, maka Shortcut adalah upaya alternatif untuk memperpendek jarak tempuh Bali Selatan-Bali Utara, sehingga ada pengawalan oleh Pemprov Bali," ujarnya.
Dikatakannya, terkait pengurangan jarak tempuh itu, saat ini sudah ada 4 titik Shortcut yang rencananya dibangun dari sisi anggaran. Pihaknya mengharapkan agar pembangunan Shortcut itu ada terealisasi di tahun 2017. "Bagi kami silakan DED yang menentukan. Yang mana saja diprioritaskan, menurut saya tidak masalah. Syukur kalau yang diinginkan Pemkab Buleleng bisa diwujudkan. Sekarang kita serahkan saja kepada intansi terkait yang membidangi, terkait titik mana yang menjadi priorutas kita serahkan sesuai dengan kajian DED yang kini sedang berlangsung dan hasilnya di Bulan November. Sangat baik sekali kalau keinginan Pemda Buleleng dipenuhi, tetapi kalau tidak memungkinkan jangan dipaksa. Jangan kita ada polemik, maka sebaiknya kita percayakan kepada DED,” kata politisi asal Buleleng ini.
Terkait rencana proyek Shortcut Denpasar-Singaraja ini, Sugawa Korry pun meminta Bupati Agus Suradnyana tetap mengawal Shortcut di wilayah Kecamatan Sukasada. "Tapi, sekarang mana yang paling memungkinkan? Yang mana lebih mudah, itu dulu dilakukan. Toh juga sama-sama memperpendek jarak tempuh. Agar jangan berpolemik,” tandas Sugawa Korry.
Harapan agar titik prioritas proyek Shortcut Denpasar Singaraja ditentukan sesuai kajian DED yang kini sedang dilakukan BPJN juga disampaikan Anggota Komisi III DPRD Bali, Kadek Diana, Wayan Disel Astawa, dan I Wayan Adnyana. Kadek Diana menilai masalah Shortcut sudah ada kemajuan. Soal titik pembangunannya di mana, tidak perlu diperdebatkan. Hal senada disampaikan Wayan Disel Astawa. Disel mengaku tidak mempersoalkan di mana saja titik prioritas pembangunan Shortcut. “Spriritnya kurangi macet dan memperpendek jarak tempuh. Bagi saya, yang mana saja dibangun dulu bolehlah, yang tercepat saja,” tegas politisi asal Desa Ungasan, Kecamatan, Kuta Selatan, Badung ini.
Sementara, anggota Komisi III DPRD Bali, I Wayan Adnyana, menyerahkan sepenuhnya masalah Shortcut ke pusat (Bali Jalan Nasional Wilayah VIII). Yang Penting, kata dia, Shortcut Denpasar Singaraja dapat direalisasikan di tahun 2017 mendatang. "Wakil Ketua Dewan Pak Sugawa Korry sudah memberikan kesimpulan yang menyerahkan sepenuhnya masalah Shortcut ke pusat (Bali Jalan Nasional Wilayah VIII). Bagi kita, yang mana saja dibangun dulu tidak masalah, terpenting bisa terwujud tahun 2017. Shortcut di Candikuning lebih siap, ya ini diprioritaskan. Sekarang tunggu pusat saja,” sergah politisi Demokrat asal Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana mengaku menerima terkait kesimpulan rapat yang menyerahkan agar penentuan titik prioritas pembangunan Shortcut kepada Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) dengan menunggu hasil kajian DED. Hanya saja, pihaknya tetap mengharapkan agar prioritas pembangunan dilakukan Titik 5 ( Wanagiri I, Kecamatan Sukasada) dan Titik 6 ( Wanagiri II, Kecamatan Sukasada). "Saya tidak masalah kalau nantinya yang diprioritaskan di Candikuning. Hanya saja, kalau bisa yang diprioritaskan di Wanagiri Kecamatan Sukasada. Alasannya, medan jalan di wilayah Kecamatan Sukasada banyak tikungan tajam, curam, dan rawan kecelakaan. Selain itu, bus-bus pariwisata dari objek wisata Bedugul di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti juga sering melalui jalur Sukasada (ke arah utara).
Sekarang trendnya bus-bus pariwisata dari Bedugul malah melalui jalur Sukasada. Satu bus saja ada masalah, macet sudah di wilayah Sukasada. Dan, ini rawan kecelakaan,” papar Agus Suradnyana.
DED Rampung November 2016
Sementara Kepala Seksi Perencanaan Balai Pelaksana Jalan Nasional VIII Denpasar, Hendro Satrio, menjelaskan dari Kementerian PUPR sudah melaksanakan FS di 10 titik di tahun 2015 terkait rencana pembangunan Shortcut Denpasar-Singaraja. Dari 10 titik tersebut hanya empat shortcut yang memenuhi kriteria yakni Titik III (Candikuning I), titik IV (Candikuning II), titik V (Wanagiri I), dan titik VI (Wanagiri II)
Terkait titik mana yang menjadi prioritas, pihaknya belum bisa menentukan. Hal ini sebab pihak BPJN masih sedang melakukan kajian DED yang baru akan selesai pada Bulan November 2016. "DED akan selesai pada November 2016 dari DED akan menentukan shortcut mana yang akan dibangun. Dari empat lokasi ini yang mana duluan kita bisa tahunya November nanti setelah DED. Hasil DED akan menentukan gambar, volume, serta anggaran biaya," ujarnya.
Pihaknya menambahkan, proyek shortcut Denpasar Singaraja ini sejatinya digarap untuk mengurangi jarak tempuh, dan waktu tempuh dari Denpasar ke Singaraja. Untuk perkiraan sementara, jika keempat shortcut ini dibangun akan memangkas waktu perjalanan dari Denpasar ke Singaraja yang awalnya 2,5 jam menjadi 1,5 jam. Artinya satu shortcut kira-kira akan memangkas waktu tempuh hingga 15 menit.
“Shortcut ini jalan tembus untuk memperpendek jarak, bisa saja jembatan atau jalan baru. Kalau kita bicara mana yang duluan bisa dibangun banyak terpengaruh hasil DED. Nanti keluar designnya kayak apa, apa jalan baru, jembatan, jalan layang. Kalau jembatan tentu tanah yang dibebaskan tidak terlalu banyak. Tetapi nanti di tahun 2017 hanya satu shortcut yang akan dibuat,” jelasnya.
Senada dengan pernyataan Hendro, Kadis PU Provinsi Bali Nyoman Astawa Riadi juga menjelaskan bahwa terkait rencana pembangunan Shortcut Denpasar-Singaraja sudah dilaksanakan FS di 10 titik di tahun 2015. Dari 10 titik tersebut hanya empat shortcut yang segera dibangun di sepanjang jalur Denpasar–Singaraja via Bedugul.
Pertama, Shortcut Candikuning I di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Shortcut Candi Kuning I direncanakan sepanjang 749 meter, lokasinya sebelum (sebelah selatan) perempatan Kebun Raya Bedugul di Desa Candikuning. Kedua, Shortcut Candikuning II di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti. Shortcut Candikuning II dirancang sepanjang 385 meter, yang posisinya di jalan turunan objek wisata Danau Beratan, Bedugul, Kecamatan Baturiti.
Ketiga, Shortcut Wanagiri I di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng dengan panjang 378 meter. Keempat, Shortcut Wanagiri II yang lokasinya tidak jauh dari Shortcut Wanagiri I. Untuk Shortcut Wanagiri II ini dirancang sepanjang mencapai 402 meter. "Di tahun 2016 pembahasan DED masih berlangsung hingga November. Hasilnya akan diketahui di Bulan November," tandasnya.
Sebelumnya, persoalan Shortcut menuai polemik, menyusul rencana dipindahanya titik prioritas dari Desa Candikuning ke wilayah Kecamatan Sukasada. Pemindahan titik prioritas terjadi setelah dua kali pertemuan antara jajaran Pemkab Buleleng dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Kepala Balai Jalan Nasional VIII Saeful Anwar, Sabtu (8/8) lalu.