balitribune.co.id | Mangupura - Puluhan ogoh-ogoh berbagai rupa yang berasal dari seluruh Bali dipanjang di Balai Gedung Budaya Puspem Badung, Minggu (13/3).
Ogoh-ogoh ini bukan berkaitan dengan hari Pangerupukan, Nyepi, namun untuk dilombakan. Boneka mirip raksasa ini dibuat model mini alias ogoh-ogoh mini. Menariknya, puluhan ogoh-ogoh mini ini dilengkapi dengan mesin penggerak.
Festival miniatur ogoh-ogoh ini dilaksanakan oleh Komunitas Anglangkara. Acara dibuka langsung oleh Sekda Badung Wayan Adi Arnawa dan dihadiri sejumlah pejabat di lingkup Badung.
I Wayan Arif Masriadi, selaku ketua Panitia Lomba menyatakan bahwa festival ini dilaksanakan oleh Komunitas Anglangkara yang terbentuk dan terdiri dari anak-anak muda yang memang berkecimpung di dalam dunia seni rupa.
Para anak-anak muda ini, kata dia awalnya tidak kenal, bertemu di salah satu event, berkumpul di pinggir jalan, ngobrol- ngobrol dan menciptakan sebuah imajinasi mimpi ingin membuat sebuah bakat dalam bentuk apresiasi kepada seniman-seniman muda khususnya yang ada di Kabupaten Badung. “Kami dari Komunitas Anglangkara mengucapkan banyak terimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Badung dalam hal ini Bapak Sekda Badung dan para undangan lainya yang sudah berkenan hadir untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Anglangkara di tahun 2022,” ucapnya.
Festival mengambil tema “Bangun Sakti Budaya” peserta yang mengikuti kegiatan Anglangkara ini se-Bali, total peserta yang mengikuti sebanyak 80 peserta terdiri kategori non mesin sebanyak 46 peserta, kategori mesin sebanyak 16 peserta, kategori lomba tapel ogoh- ogoh sebanyak 14 peserta, dan terakhir lomba display gambar ogoh- ogoh sebanyak 12 peserta. “Persiapan yang kami lakukan ini agak spontan dan agak minim, hanya mempunyai waktu 2 minggu dari pendaftaran. Untuk sumber dana kita peroleh dari hasil pendaftaran dan iuran sukarela dari masing- masing panitia lomba," jelasnya.
Sementara Sekda Adi Arnawa, menyatakan kegiatan Anglangkara Miniature Ogoh-ogoh Festival ini selaras dengan PPNSB poin keempat yaitu adat, agama, tradisi, seni dan budaya masyarakat yang berorientasi pada pelestarian kearifan lokal. Disamping itu, pemerintah menyambut baik kegiatan yang diprakarsai para Yowana yang tergabung dalam Komunitas Anglangkara ini. “Mudah-mudahan kedepan kegiatan ini akan menjadi bagian dari kalender tahunan dan tetap bisa kita selenggarakan untuk membuat suatu event Internasional yang nantinya diharapkan menjadi salah satu daya tarik wisatawan. Saya sudah serahkan kepada Listibya Badung untuk segera merumuskan bersama stakeholder terkait misalnya Dinas Pariwisata, Bali Tourism Board (BTB), termasuk PHRI Badung untuk bisa mengemas sehingga menjadi kalender tetap dan bisa dikunjungi oleh wisatawan. mudah-mudahan bulan Maret tahun depan setelah Hari Raya Nyepi diselenggarakan event seperti ini. Ini sangat representatif sekali dan sangat-sangat menjanjikan terutama dalam rangka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata,” ujar Adi Arnawa seraya menyerahkan dana bantuan dari Pemerintah sebesar Rp 20 juta.