
balitribune.co.id | Gianyar - Konservasi Kunang-kunang di Desa Taro yang awalnya dinilai hanya sekedar mencari sensansi, ternyata kini menuai apresiasi. Bahkan di Puncak Peringatan HUT RI, sang penggagas, I Wayan Wardika warga Banjar Taro Kaya ini menyabet penghargaan eko-wisata ramah lingkungan menuju pariwisata berkualitas di Gianyar.
Tidak hanya itu, Rumah Konservasi Kunang-Kunang akan mewakili Gianyar untuk lomba ke Provinsi Bali. "Rumah Konservasi Kunang-Kunang adalah inisiatif mandiri yang dibangun untuk menjaga kelestarian kunang-kunang sebagai bio-indikator lingkungan," ungkap Wayan Wardika Minggu (17/8).
Konservasi ini memiliki laboratorium mini di tengah lingkungan habitat kunang-kunang untuk meneliti siklus hidup, pembiakan, dan pemeliharaan kunang-kunang. Wayan Wardika memilik cita-cita radius terbangnya Kunang-Kunang bisa sejauh 2 kilometer, memerlukan lahan seluas 27 hektar.
"Targetnya 2 kilometer dengan 35 petani di lahan seluas 27 hektar. Saat ini baru 4 petani dengan radius masih kurang dari 1 hektar. Perjuangan kita masih panjang," ujarnya.
Tujuan konservasi ini adalah melestarikan kunang-kunang sebagai bio-indikator penting dalam ekosistem ekologi, menjaga kelestarian lingkungan untuk kesehatan masyarakat dan lingkungan yang bebas pestisida, menciptakan alternatif pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang berbasis konservasi dan berbasis masyarakat.
Disebutkan juga, rumah konservasi ini juga mengedukasi kalangan masyarakat yang lebih luas tentang keberadaan kunang-kunang dan arti pentingnya di alam, meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penggunaan kimia berlebih dalam areal pertanian, melibatkan pemerintah untuk meneliti lebih dalam tentang kunang-kunang," jelas Wardika.
Metode pelaksanaan inovasi ini telah menghasilkan beberapa temuan penting, seperti: Breeding (pembiakan kunang-kunang), Rearing (pemeliharaan kunang-kunang), Habitat Restoration (pemulihan habitat kunang-kunang), Fireflies Release (pelepasliaran kunang-kunang).
Selain Rumah Konservasi Kunang-Kunang, inovasi terbaik juga diraih oleh I Komang Wiratama Putra Banjar Anggarkasih, Medahan, Blahbatuh dengan inovasi Kelompok Tani Raja Prani dalam pengembangan budidaya bawang merah di Desa Medahan, Blahbatuh. Bidang Kelautan dan Perikanan diraih I Ketut Adi Putra (Desa Pering, Blahbatuh, Gianyar berupa Jukung Sky Boat nelayan di Medan Berkarang.
Bidang Industri diraih I Nyoman Rupadana dengan inovasi Produk pulpen dari bahan baku perak dengan motif tradisional kerajinan Perak Celuk, bernuansa abstrak. Bidang IKM, UMKM, dan Koperasi diraih Komang Yatik dengan inovasi Pemanfaatan buah kesumba keling (Bixa Orellana) sebagai produk perawatan kulit dan rambut. Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital diraih oleh HNS Studio (Dewa Gede Raka Jana Nuraga, Banjar Buruan, Tampaksiring) dengan inovasi HNS Creative Movement yang mendorong inovasi dan kolaborasi dalam industri kreatif.