balitribune.co.id | Bangli - Sempat di protes karena kebijakan pemerintah kembali menerapkan pungutan retribusi lewat e-tiket di Daya Tarik Wisata khusus (DTW) Kintamani, tidak menyurutkan minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata yang mengandalkan keindahan Gunung dan Danau Batur tersebut. Buktinya masa libur panjang di akhir Februari kunjungan wisatawan alami peningkatan yang cukup siginifikan.
Petugas sesi informasi pengelola kawasan strategis pariwisata daerah khusus Kintamani, I Nyoman Sudiarsana mengatakan dimasa libur kali ini kunjungan alami kenaikan yang cukup signifikan. Puncaknya pada Sabtu (26/2) tiket yang keluar sebanyak 1.467 lembar dengan pendapatan retribusi pada hari tersebut Rp 34 Juta lebih.
Menurutnya, wisatawan yang datang berkunjung didominasi wisatawan domestik. "Memang ada beberapa wisatawan asing. Kemungkinan mereka sudah lama tinggal di Bali. Liburan kali ini jumlah kunjungan di dominasi wisatawan dari luar Bali,” ungkapnya, Senin (28/2).
Wisatawan luar Bali datang dari berbagai daerah seperti Jawa, Sulawesi. Sedangkan hingga Senin siang tiket yang terjual 465 lembar. Jumlah tersebut terus mengalami pergerakan.
Bebernya, untuk pos retribusi jam buka diperpanjang. Jika sebelumnya mulai pukul 08.00 wita hingga pukul 16.00 wita. Kini buka pukul 08.00 wita hingga pukul 18.00 wita. Diperpanjangnya layanan pos retribusi ini karena melihat situasi di lapangan. Dalam kurun waktu tersebut masih ada kunjungan ke Kintamani. "Kebijakan ini mulai berlaku hari ini. Untuk petugas dibagi dalam sistem shift. Jumlah petugas di setiap pos berbeda disesuaikan dengan potensi pengunjung masuk," ujar lulusan sarjana pariwisata ini.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, I Wayan Sugiarta mengatakan grafik kunjungan wisatawan ke Kintamani mengalami peningkatan. Memang dalam kondisi tertentu jumlah kunjungan tidak terlalu tinggi. "Kondisi kunjungan bisa naik turun. Ketika akhir pekan atau libur naik cukup signifikan. Jika hari biasa kunjungan terbilang standart," ujarnya. Menurutnya pendapatan dari retribusi tertinggi mencapai Rp 34 Juta dalam waktu sehari.
Sementara banyaknya bermunculan coffee shop juga menjadi daya tarik pengunjung. "Cukup banyak pelaku usaha coffee shop di Kintamani dan ini rupanya jadi daya Tarik wisatawan datang berkunjung,” sebutnya.
Disisi lain salah seorang wisatawan, Rusdianto mengaku telah mengunjungi beberpa obyek wisata di Bali. Kata pria asal Bayuwangi ini datang ke berlibur ke Bali bersama keluarga. Memang selain di Kintamani di beberapa obyek wisata yang dikunjungi juga dikenakan retribusi. ”Dari pengalaman beberapa obyek yang sempat dikunjungi perlakuanya sama, yakni bayar retribusi,” sebutnya.
Pihaknya meminta kedepan agar dibuatkan jalur khusus untuk wisatawan, sehingga ketika lewati pos-pos retribusi tidak di hentikan petugas “Kalau satu pintu kelihatan lebih terorganisir, sehingga wisatawan pun lebih nyaman,” ungkapnya.