Diposting : 30 July 2018 20:47
Agung Samudra - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Kurangnya sosiliasai ke petani terkait perbaikan jaraingan irigasi, para petani terancam gagal panen. Pasalnya, di tengah petani mulai menanam bibit justru air irigasi tidak mengalir. Hal tersebut dihadapi petani yang memilki lahan di Subak Tempek Aya Pulung, Kelurahan Bebalang Bangli.
“Kami sangat mendukung perbaikan jaringan irigasi yang dilakukan pemerintah, namun sebelum pengerjaan terlebih dahulu harus disosialisasikan ke petani,” ujar Klian Tempek Aya Pulung I Wayan Rija, Minggu (29/7).
Minimnya informasi membuat petani sehabis panen kembali mengolah lahan sawahnya hingga sampai proses menanam benih padi. Ketika proses menanam benih padi tuntas, tiba-tiba air irigasi tidak mengalir. “Kami justru ditanya oleh krama subak, kenapa air irigasi tidak mengalir,” ujar I Wayan Rija seraya menambahkan, ada sekitar 5,5 hektar sawah yang telah ditanani benih padi tidak teraliri air.
Pihaknya sudah sempat mendatangi petugas penyuluh lapangan dan Dinas Pekerjaan Umum terkait tidak mengalirnya air irigasi, dan jawaban yang didapat kalau air untuk sementara ditutup karena ada perbaikan jaringan dan terowongan air di hulu. Bahkan terkait kegiatan fisik itu dikatakan sudah disosialisasikan lewat Klian Subak Gede. “Memang kami sempat mendengar akan ada perbaikan jaringan irigasi dan sudah sempat pula menayakan kepada Klian Subak Gede, tapi jawaban dari Klian Gede kalau waktu perbaikan tidak jelas,” tegas I Wayan Rija.
Karena tidak ada kepastian waktu perbaikan, maka krama Subak Aya Pulung usai musim panen kembali mengolah lahan persawahanya. Akibat kurangnya sosialiasai, justru yang rugi adalah petani, karena harus menanggung biaya operasional yang tidak sedikit. “Kalau sampai dua bulan air belum juga mengalir, praktis petani tinggal menghitung kerugian,” jelasnya.
Kasi Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Bangli Ida Bagus Adnaya mengatakan, rencana perbaikan jaringan maka baru bulan Juli dikerjakan. ”Rencana perbaikan jaringan irigasi sudah kami sampaikan sejak jauh- jauh hari lewat klian subak gede yang selanjutnya disamapikan kepada klian tempek,” jelasnya. Perabikan dilakukan karena jaringan induk banyak yang bocor, air banyak yang terbuang sehingga petani yang di hilir kesulitan mendapatkan air.
Kata IB Adnyana, sering kalinya muncul permasalahan di lapangan, maka di tahun 2019 bagi subak-subak yang mendapatkan bantuan akan kami kumpulkan terakit kesiapannya, jika subak tidak siap maka bantuan akan digeser ke subak lainnya.