Denpasar, Bali Tribune
Hingga saat ini, Koalisi Buleleng Mandara (KBM) belum menentukan pasangan calon bupati dan wakil bupati yang akan diusung pada Pilkada Buleleng 2017 mendatang. Koalisi yang dimotori Partai Golkar, Partai Demokrat dan Partai Gerindra ini masih berkutat pada sejumlah nama yang disebut-sebut akan diprioritaskan untuk diusung.
Semula, hanya ada tiga nama yang dipertimbangkan partai-partai dalam koalisi untuk diusung. Mereka adalah birokrat Ketut Rochineng, politisi Partai Gerindra Jro Nyoman Rai Yusha, dan politisi Partai NasDem Nyoman ‘Gerantang’ Tirtawan. Hanya saja belakangan bermunculan nama-nama baru, termasuk di antaranya kader Partai Golkar Gede Ariadi.
Bukan itu saja, sebab ada pula sejumlah nama lainnya yang dipertimbangkan koalisi, karena memiliki elektabilitas yang bagus berdasarkan hasil survei. Salah satunya adalah mantan Ketua KPU Provinsi Bali Ketut Sukawati Lanang Putra Perbawa. Bahkan kabarnya, Lanang Perbawa kemungkinan akan menjadi figur alternatif yang akan dipertimbangkan KBM.
Walau tak mengakui secara tegas hal ini namun Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta, membenarkan jika nama Lanang Perbawa masuk dalam survei internal ‘mercy’. “Lanang Perbawa masuk dalam survei kami,” ucapnya, di Denpasar, Rabu (13/7). Bahkan berdasarkan hasil survei tersebut, diakuinya nama Lanang Perbawa masuk lima besar.
“Tingkat popularitas Lanang Perbawa, cukup bagus. Beliau tokoh muda yang potensial,” ujar Mudarta. Sayangnya, politisi asal Jembrana ini enggan membeberkan secara detail hasil survei internal Partai Demokrat. Ia hanya menyebut, berdasarkan hasil survei, separuh masyarakat Buleleng menginginkan perubahan kepemimpinan dan sebagian lagi masih menghendaki agar yang memimpin saat ini dilanjutkan.
“Kami akan ikuti keinginan masyarakat Buleleng, sebagaimana tercermin dalam hasil survei. Karena nanti yang memilih masyarakat. Itu sebabnya kami akan survei satu kali lagi. Siapa yang terbaik dalam survei, itu yang akan kami usung,” tandas Mudarta. Namun jika mencermati hasil survei perdana, diakuinya bahwa isu perubahan ini perlu dijawab dengan baik oleh koalisi.
“Dengan isu perubahan ini, maka kalau bisa kita mengusung anak muda yang visioner, yang punya komitmen tinggi, tidak mencla-mencle,” tegasnya. Selain berkaca pada hasil survei, demikian Mudarta, koalisi juga tetap pada semangat awal yakni mendesai pertarungan head to head di Buleleng. “Kalau head to head, masyarakat Buleleng mudah memilih. Juga agar yang terpilih punya legitimasi kuat,” pungkas Mudarta.