Diposting : 4 May 2018 20:37
Ketut Sugiana - Bali Tribune
BALI TRIBUNE - Berbagai usaha meminimalisir aksi corat-coret maupun konvoi yang dilakukan para lulusan SMA/SMK di Klungkung telah diupayakan para kepala sekolah. Namun realita yang terjadi aksi buruk tersebut masih mewarnai beberapa sekolah tingkat atas di Klungkung, Kamis (3/4).
Namun kondisi berbeda sudah diantisipasi oleh beberapa sekolah di Klungkung dengan menggelar graduate pelepasan kelulusan siswanya dengan berpakaian adat Bali. Rupanya kondisi tersebut masih disiasati siswa dengan membawa baju pengganti serta cat pilox untuk merayakan kelulusan mereka.
Kepala Sekolah SMA Pariwisata Saraswati Klungkung Drs Gusti Made Subrata menyatakan sebelum siswa diumumkan kelulusannya, untuk menimalisir aksi corat-coret di jalan hingga konvoi di jalan dengan mengajak para siswa sembahyang bersama hingga memberikan sosialisasi pemilu yang diberikan secara langsung oleh KPU Klungkung. "Setelah kegiatan kelulusan di sekolah usai dan siswa keluar jam 11 .30 siang dari sekolah dan setelah itu kami dari sekolah tidak tahu apa yang dilakukan siswa tersebut setelah pulang itu tanggung jawab orang tua siswa,"ujar Gusti Subrata.
Kekawatiran adanya siswa lulusan SMA/SMK di Klungkung yang melakukan konvoi dengan cara mengeber motor di jalan raya dan mencorat coret bajunya, memantik kekecewaan anggota Komisi III DPRD Klungkung Ketut Sukma Sucita, SH. Dirinya sangat menyayangkan tindakan itu, karena masih banyak tugas dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan sebagai lulusan SMA.
Sebagai Ketua Dewan Pendidikan Ketut Sukma Sucita, jalan keluarnya perlu adanya ketegasan yang dilakukan polisi untuk mengambil tindakan ketika mereka melakukan pelanggaran di jalan. Selain itu, dewan guru diharapkannya untuk memberikan penekanan di setiap pengumuman kelulusan lebih baik memanggil orangtua siswa untuk mengumumkan kelulusannya guna memperkecil peluang tindakan komvoi mengeber-geber motor di jalan sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.
“Saya minta kepada Polisi agar bertindak tegas dengan pelanggaran yang dibuat para lulusan SMA ini yang menggeber geber motor serta penuhi jala raya. Kepada Kepala Sekolah sebaiknya mengajak siswa dalam mengumumkan kelulusan dengan menggunakan pakaian adat Bali jika perlu memanggil orang tua siswa untuk mengambil tanda lulusnya,” beber Sukma Sucita.
Kegiatan konvoi di jalan raya yang dilakukan para lulusan SMA masih ditoleleir Polantas Klungkung, namun aksi mereka berkonvoi tanpa helm dengan tegas pihak Polantas Klungkung menghentikan mereka dengan melakukan tilang di tempat.
Tindakan sama juga dilakukan petugas di wilayah Bangli. Puluhan siswa yang merayakan keklulusan dengan cara konvoi, ditindak jajaran Sat Lantas Polres Bangli karena melanggar aturan. Bahkan petugas menahahan sepeda motor siswa karena tidak bisa menunjukan dokumen kendaraanya.
Kasat Lantas Polres Bangli AKP I Dewa Gede Ariana mengatakan sedikitnya ada 35 siswa yang ditilang. Untuk jenis pelanggaran seperti tidak memakai helm, tidak dilengkapi surat-surat berkendara. “Kami amankan 5 sepeda motor karena yang bersangkutan tidak membawa SIM ataupun STNK,” tegasnya.
Rombongan siswa yang melakukan konvoi berasal dari sekolah di Gianyar dan Bangli. Disinggung terkait siswa konvoi yang terkapar di jalan, AKP Dewa Ariana mengatakan pihaknya sudah mengecek ke lokasi namun semua telah bubar. “Kami sudah ke lokasi, namun sudah sepi, bila dilihat dari video siswa tersebut menderita ayan,” sebutnya.
Kata Dewa Ariana, sejatinya sebelum pengumuman kelulusan siswa SMA/SMK di Bangli, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah. Kami menghibau agar dalam menyambut kelulusan kegiatan tidak diisi dengan berlebihan.