Maraknya Kasus Rabies, Bupati Gede Dana Bersama Distan Karangasem Sosialisasi Sasar Sekolah sekolah | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 02 Desember 2024
Diposting : 10 October 2023 10:20
AGS - Bali Tribune
Bali Tribune/
balitribune.co.id | Amlapura - Dengan maraknya kasus rabies yang terjadi di Kabupaten Karangasem, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem, Bupati Karangasem I Gede Dana didampingi Sekda I Ketut Sedana Merta dan Kadis Pertanian, Pangan dan Perikanan Siki Ngurah memberikan Sosialisasi/Edukasi kepada siswa SD Insan Mandiri terkait bahaya virus Rabies dalam rangka Hari Rabies Sedunia, Jumat (6/10/2023) bertempat di SD Insan Mandiri Karangasem.
 
Bupati I Gede Dana dalam edukasinya mengatakan bahwa sosialisasi ini sangat penting, dimana kita harus menyayangi binatang. Sekarang banyak sekali anjing liar yang tidak dijaga dan dirawat dengan baik. Bupati pun menegaskan jangan sampai menyepelekan gigitan anjing apalagi anjing liar. Dirinya mencontohkan, beberapa minggu yang lalu, di Desa Kesimpar, ada anjing liar yang menggigit seseorang dan setelah di cek anjing tersebut positif Rabies.
 
“Lebih baik mencegah daripada mengobati. Mari kita sadar bersama jika memiliki anjing peliharaan agar segera divaksin dan dirawat dengan baik. Jangan melepas anjing sembarangan, yang kemungkinan bisa membahayakan orang lain. Tidak hanya anjing, hewan seperti kucing pun harus divaksin,” ujarnya.
 
Dalam sambutannya, Bupati Dana juga mengungkapkan, melalui vaksinasi rabies pada hewan pembawa rabies, di Kabupaten Karangasem dari estimasi populasi anjing sebanyak 77.092 ekor sampai dengan akhir bulan September sudah melakukan Vaksinasi sebanyak 44.695 ekor (57,98 %). Melalui vaksinasi rabies terutama pada anjing, dengan cakupan minimal 70 % di wilayah tertular akan bisa melindungi masyarakat dari ancaman rabies.
 
Penanggulangan penyakit rabies memerlukan pendekatan One Health, melalui kerja sama dan komitmen lintas sektor, yang terdiri dari kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan. Di samping itu, keterlibatan aktif masyarakat tentu juga sangat diperlukan. Keberhasilan pengendalian rabies sangat dipengaruhi oleh seberapa besar keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, baik keaktifan petugas kesehatan dan kesehatan hewan, perilaku pemilik hewan, partisipasi masyarakat, keberhasilan sosialisasi, penyediaan logistik, dan dipahaminya ekologi HPR (Hewan Pembawa Rabies), dalam hal ini anjing sebagai target utama penular rabies.
 
“Sebagaimana halnya hari Ini sebagai tonggak Hari Rabies Sedunia, bukan juga mempertimbangkan aspek kesehatan manusia, tetapi peringatan untuk memberikan perhatian Kesehatan Manusia, Kesehatan Hewan dan Keselamatan Lingkungan ( One Healt ),” tutupnya.
 
Sementara itu, Kadis Pertanian, Pangan dan Perikanan, Siki Ngurah menjelaskan, Rabies adalah penyakit menular khas pada hewan tertentu khusunya anjing dan serigala yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan kepada manusia melalui gigitan hewan yang tertular. Rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini bersifat zoonosis, yaitu dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya oleh anjing, kucing, kera, rakun, dan kelelawar. Rabies disebut juga penyakit anjing gila. Rabies merupakan penyakit zoonosis yang menjadi masalah secara global karena sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatannya dan case fatality rate mencapai 100%.