balitribune.co.id | Kuta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III mengimbau masyarakat Bali dan sekitarnya untuk waspada. Pasalnya, Bali merupakan wilayah rawan gempa akibat aktivitas tumbukan lempeng dan juga adanya sesar aktif. Kapasitas masyarakat perlu ditingkatkan terkait mitigasi bencana.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 yang telah mengguncang wilayah Karangasem dan sekitarnya beberapa waktu lalu merupakan jenis gempa bumi dangkal diakibatkan oleh aktivitas sesar atau patahan aktif lokal. Observer Pusat Gempa Bumi Regional Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Indira di Kuta, Badung beberapa waktu lalu mengungkapkan, distribusi pusat gempa tersebar di sebelah selatan dan utara Pulau Bali.
Gempa-gempa dangkal sebagian besar terkonsentrasi di selatan Pulau Bali hingga batas pertemuan lempeng. Pusat gempa dangkal juga tersebar di daratan Bali dan di sebelah utara Bali yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif, termasuk adanya sesar potensial aktif. Indira mengimbau masyarakat yang tinggal di batas pertemuan lempeng tektonik dan sesar aktif harus mewaspadai kondisi alam pertanda gempa.
"Di kawasan pegunungan yang terdapat perbukitan tebing curam, dampak ikutan gempa berupa longsoran dan runtuhan lazim terjadi. Sehingga efek topografi semacam itu patut diwaspadai saat dan pasca terjadinya gempa," jelasnya.
Melalui informasi yang diberikan BMKG di berbagai aplikasi dan media elektronik saat ini diharapkan dapat direspon cepat oleh masyarakat. Upaya strategis untuk menyiapkan masyarakat agar lebih mampu dalam mencegah dan mengurangi risiko bencana, adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan kapasitas masyarakat serta lembaga terkait mitigasi bencana.
Selain mewaspadai gempa, masyarakat Bali diminta waspada terhadap bencana hidrometeorologi yang merupakan dampak pengaruh La Nina. Curah hujan di Bali diperkirakan mengalami peningkatan mulai November 2021 hingga Januari 2022 karena potensi hadirnya La Nina berintensitas lemah hingga sedang. Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi tingginya curah hujan yang mampu memicu bencana hidrometeorologi.
Prakirawan Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Kadek Setiya Wati menerangkan, perkiraaan peningkatan curah hujan di Bali berkaca dari kajian mengenai La Nina pada tahun 2020. Diketahui adanya peningkatan curah hujan pada November, Desember 2021 dan Januari 2022 di wilayah Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Timur serta bagian selatan dari Pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.