Natal dan Tahun Baru Bersama PENA NTT, Siswa Miskin Asal NTT Bisa Masuk SMA Bali Mandara | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 29 Desember 2024
Diposting : 22 January 2018 23:42
Release - Bali Tribune
Gubernur
Gubernur Pastika (tiga dari kiri) dan Uskup Denpasar Mgr Dr Silvester San (dua dari kiri) saat menghadiri acara Natal dan Tahun Baru Bersama PENA NTT.

BALI TRIBUNE - Gubernur Bali Made Mangku Pastika, berjanji akan memberikan kesempatan kepada siswa miskin asal NTT, untuk masuk SMA/SMK Bali Mandara. Hal tersebut disampaikan Mangku Pastika, saat menyampaikan sambutan pada acara Natal dan Tahun Baru Bersama PENA NTT, di Gedung Nari Graha Renon, Denpasar, Sabtu (20/1) malam.

Menurut dia, Kepala Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab, sempat berdiskusi dengan dirinya terkait kemungkinan siswa dari keluarga miskin di NTT untuk masuk SMA/SMK Bali Mandara. Ia menyambut positif permintaan Umar Alkhatab tersebut.

"Saya katakan, siswa dari keluarga miskin NTT bisa masuk SMA/SMK Bali Mandara. Karena memang Sekolah Bali Mandara saya buat khusus untuk siswa yang berasal dari keluarga miskin," ujar Mangku Pastika.

Ia tak menampik bahwa secara umum kondisi pendidikan di NTT masih sangat tertinggal. Apalagi dirinya pernah mengelilingi daerah itu, saat menjadi Kapolda NTT.

"Ada banyak sekolah yang lantainya dari tanah. Dindingnya dari anyaman bambu. Belum lagi saat sekolah anak-anak cukup dikasi bola, lalu biarkan mereka bermain bola. Ini sangat tidak adil bagi NTT," tandas mantan Kapolda Bali ini

Ia sendiri mengapresiasi perjuangan PENA NTT, yang mempersoalkan statemen Mendikbud RI Muhadjir Effendy terkait kondisi pendidikan di NTT. Selain itu, Mangku Pastika juga mengapresiasi bahwa tahun 2018 ini Kemendikbud RI mengucurkan anggaran sekitar Rp 442 miliar untuk pendidikan di NTT.

"Tetapi menurut saya, itu belum cukup jika melihat kondisi pendidikan di NTT. Harusnya lebih besar lagi dari itu," tegas Mangku Pastika.

Tak hanya NTT, menurut dia, sejauh ini Bali juga belum mendapatkan perhatian yang layak dari pusat terkait peningkatan kualitas pendidikan. Beberapa aturan dari pusat, diakuinya sangat tidak tepat jika harus diterapkan di daerah, termasuk di Bali

"Makanya saya sempat melawan aturan dari Mendikbud. Karena bagi saya, harus ada affirmative action. Harus ada keberpihakan kepada pihak yang lemah," pungkas Mangku Pastika.

Selain Gubernur Bali, hadir dalam acara Natal dan Tahun Baru Bersama PENA NTT ini Uskup Denpasar Mgr Dr Silvester San, Pr, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Nengah Tamba, dua staf khusus Mendikbud, Kepala Biro Humas Pemprov Bali, Kepala BKD Provinsi Bali, beberapa politisi, para jurnalis, hingga perwakilan organisasi pemuda dan kemasyarakatan di Bali.