Tabanan, Bali Tribune
Guna meningkatkan pelayanan kesejahteraan bagi umat, puluhan sulinggih (rohaniawan Hindu,red) menggelar paruman agung (pertemuan besar,red) di Griya Agung Sedaksa Penarukan Tabanan, Minggu (17/7) malam lalu. Selain peresmian paguyuban, dalam pertemuan dibahas pula solusi melaksanakan yadnya yang disesuaikan dengan kemampuan umat.
Hadir mewakili Pemkab Tabanan, Sekkab Nyoman Wirna Ariwangsa, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Para sulinggih, ketua PHDI Kabupaten Tabanan Wayan Tontra.
Ketua Panitia Ida Rsi Bhagawan Dwija Dwipayana dari Griya Blambangan Tabanan mengatakan tujuan dari paruman agung ini adalah untuk meningkatkan pelayanan kesejahteraan dan kepentingan bersama umat se-dharma serta memberikan pelayanan upakara seperti upacara panca yadnya.
Menurutnya Paguyuban Sulinggih Satya Widya Dharma Santi beranggotakan sulinggih lintas klan/ trah keluarga. Saat ini tercatat 20 sulinggih yang berasal dari 7 sulinggih dari pasemetonan dalem, 2 sulinggih dari pasemetonan nararya, 8 dari pasemetonan pasek, 2 dari pasemetonan pande dan 1 dari pasemetonan dukuh.
“Kami membentuk paguyuban dengan dilandasi konsep kesederhanaan untuk membiayai upacara panca yadnya, membentuk paiketan para sulinggih lintas klan. Ini merupakan paruman agung pertama yang disahkan dengan pengesahan pararem,” ungkapnya.
Ida Cokorda Anglurah Tabanan dalam kesempatan tersebut mengatakan pengukuhan Paguyuban ini sebagai wahana pemersatu bagi kita semua, agar Tabanan selalu diberikan sinar suci oleh Ida Sang Hyang Widi. “Mari bersama-sama mendoakan agar jagad Tabanan selalu diberikan kedamaian dan kebaikan, kita semua bersama-sama membangun Tabanan agar Tabanan selalu Kerta Raharja,” ujarnya.
Sementara Bupati Tabanan dalam sambutan tertulis dibacakan Sekkab Nyoman Wirna Ariwangsa menyebutkan, dengan dikukuhkannya Paguyuban dan Paruman agung yang dilaksanakan memberi apresiasi dalam rangka menjalankan swrdaming agama di Kabupaten Tabanan.
“Paguyuban ini hendaknya dapat dijadikan sebagai media evaluasi serta sarana mencari solusi permasahan yang berkaitan dengan sastra agama dan etika upacara, dimana selama ini banyak umat kita melaksnakan upacara keagaan yang mengedepankan seremonial dengan biaya yang sangat besar dengan mengesampingkan tujuan utamanya,” ungkapnya.
Dirinya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada para sulinggih yang ikut berkomitmen membangun Tabanan dan mewujudkan Tabanan Serasi. “Mudah-mudahan ke depan di dalam menjalankan Panca Yadnya selalau mengacu pada Tri Hita Karana sehingga Bali tetap ajeg,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap melalui paruman ini dapat menghasilkan keputusan yang dijadikan tuntunan bagi umat Hindu dalam meningkatkan Srada Bakti dalam menghadapi berbagai tantangan. “Lakukan Yadnya dengan tulus ikhlas untuk mencapai tujuan kita yakni Catur Purusa Artha,” tandasnya.