BALI TRIBUNE - Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali periode 2017-2021 dilantik oleh Wakil Ketua Umum III PP FPTI, Pontas Sitanggang, di Aula KONI Bali, Jumat (23/2). Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi minta agar prestasi satu medali emas yang diraih cabor panjat tebing Bali di ajang PON XIX/2016 ditingkatkan saat PON XX/2020 Papua.
“Tidak mudah memang, tetapi kita harus mempertahankan medali emas yang diraih saat PON Jawa Barat tahun 2016 lalu termasuk yang diraih cabor panjat tebing. Bahkan, kalau bisa ditingkatkan raihannya saat PON di Papua tahun 2020 mendatang,” ujar Ketut Suwandi di hadapan pengurus FPTI Bali di bawah ketua umumnya, Putu Yudi Atmika.
Suwandi mengatakan, prestasi panjat tebing bisa moncer kalau pengurusnya kompak. Bahkan dirinya yakin dengan kepengurusan yang sekarang ini, prestasi panjat tebing Bali bakal lebih baik lagi ke depan termasuk saat PON di Papua tahun 2020 mendatang.
“Prestasi bagus bisa dicapai kalau semua pengurus bersatu tuk gapai prestasi. Tanpa itu, mustahil, inilah tugas besar Pengprov FPTI Bali yang baru untuk mewujudkannya,” ujar Suwandi sembari berharap ke depan FPTI Bali memperbanyak pelatih panjat tebing berkualitas yang nantinya mereka disebar ke berbagai daerah di Bali.
Suwandi mengakui selama ini perkembangan olahraga kebanyakan terjadi di Denpasar dan Badung. Pelatih pun, lanjut mantan Ketum KONI Badung ini, numpuk di dua daerah ini. Padahal, untuk memeratakan prestasi, termasuk cabor panjat tebing, maka pelatih harus disebar ke berbagai daerah di Bali.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebagai induk organisasi cabang olahraga, KONI Bali siap memfasilitasi pengiriman pelatih panjat tebing untuk menimba ilmu ke manapun, termasuk ke luar negeri demi terciptanya pelatih berkualitas, yang pada gilirannya mampu mewujudkan atlet berprestasi tidak saja nasional, namun juga internasional.
Masih terkait PON tahun 2020, Suwandi mengatakan KONI Bali bakal selektif mengirim atlet ke sana mengingat biayanya sangat besar. Bagi atlet yang nantinya hanya “penggembira” saja, KONI Bali tidak akan mengirim mereka.
“Jadi, yang kami kirim ke Papua adalah atlet yang memiliki peluang besar merebut medali bagi Bali, utamanya medali emas. Bagi atlet yang jauh dari persaingan merebut medali, sebaiknya menyadari dan tidak ngotot untuk diberangkatkan,” pungkas Suwandi.
Sementara Wakil Ketua Umum III PP FPTI, Pontas Sitanggang mengatakan, porprov berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan venue, tak kecuali di Bali. Banyak daerah membangun venue panjat tebing. Perlu diketahui dalam setiap event porprov memang langganan membangun venue panjat tebing baru.
Seperti saat Porprov Denpasar, Jembrana, Badung, Buleleng, dan Gianyar. Termasuk Klungkung dan Karangasem juga memiliki lintasan yang bagus saat menjadi tuan rumah porprov bersama. "Semoga bisa menjadi olahraga unggulan di Indonesia nantinya. Apalagi Asian Games sudah dekat," harap Pontas Sitanggang.
Dia mengakui, perkembangan panjat tebing trendnya mulai diikuti dari kalangan anak-anak dan remaja. Dengan jumlah penduduk yang padat, dan rutin dipertandingkan di porprov, prestasi atlet panjat tebing bisa tembus internasional. "Progres prestasi atlet selama ini cukup bagus," imbuhnya.
Sementara Ketua Umum FPTI Bali, Putu Yudi Atmika berharap di Bali ada Pelatda dan program jangka panjang nantinya. Mengingat, hal itu akan diproyeksikan untuk turun di PON Papua XX/2020 mendatang. "Pembinaan memang harus dilakukan sejak lama dan bertahap, jika bisa dilakukan dengan baik. Kami yakin di PON Papua nanti," tegasnya.