Pascabencana, Desa Adat Sampalan Gelar Upacara Peneduh Jagat | Bali Tribune
Diposting : 30 December 2021 22:00
SUG - Bali Tribune
Bali Tribune / UPACARA - Krama Banjar Adat Sampalan, Nusa Penida gelar Upacara Ngadegang/Peneduh jagat

balitribune.co.id | SemarapuraUpacara Ngadegang/Peneduh Jagat yang digelar Krama Banjar Adat Sampalan, Desa Adat Dalem Setra Batununggul, Kecamatan Nusa Penida berlangsung hikmat. 

Melasti mengawali kegiatan ritual upacara dengan ngadegang pelawatan barong dan lainya yang disungsung menuju pantai setempat, Rabu (29/12) pagi.

Kelian Banjar Sampalan, I Dewa Made Suarjana saat dikomfirmasi, Kamis (30/12) menyampaikan, upacara ngadegang yang secara periodik dilakukan setiap tahun menjelang tilem kepitu dan penyelenggaraan berbarengan dengan rahina buda cemeng merakih. Enam blan yang lalu telah dilakukan upacara ngodakin dan pasupati serta ngerehang pelawatan Ida Bhatara.

“Upacara ngadegang merupakan simbul keharmonisasi buana agung dan buana alit atau peneduh jagat. Ngadegang merupakan pelawatan barong dan lainnya yang disucikan & disakralkan. Rangkaian upacara ini nyejer selama 11 hari.  Begitu juga mendak Tirta dari Pura Kahyangan Jagat se Nusa Penida yang nantinya saat penyineban dibagikan kepada krama untuk diketis di parahyangan, pawongan serta palemahan masing-masing rumah, “ ujarnya.

Ngadegang, kata Dewa Suarjana sebagai makna mengingatkan umat atau krama agar tetap menjaga keharmonisasi, kesimbangan antara bhuana alit dengan bhuwana agung. Dualitas saling berhubungan dimana antara manusia dengan Pecipta, alam serta manusia itu sendiri dan juga meningkatkan umat untuk meningkatkan spiritualnya.

"Perlengkapan upakara dan persiapan lainnya secara gotong royong dilakukan krama. Rasa kebersamaan terus berdenyut walapun gempuran globalisai terus menyerang," ujarnya Dewa Suarjana.

Senada dengan Bendesa Adat Dalem Setra Batununggul I Dewa Ketut Anom Astika menyampaikan upacara ini sebagai wujud terima kasih atas karunia yang sudah berikan oleh Penguasa Alam.

"Awal tahun saat musim penghujan upacara ini digelar, hal dimaksudkan agar jagat landuh, teduh dan kerahayuan serta terciptanya kedamian untuk setiap insan, " terang Dewa Anom.

Penghujung tahun wilayah Desa Adat dilanda banjir bandang, kata Dewa Anom upacara ini merupakan peruwatan jagat dimana secara niskala dan sekala agar tercipta keseimbangan serta harmoni baik buana alit (dalam diri) serta buana agung (alam semesta). 

“Disini kita (krama) mendak nedunang Ida Bhatara Tirta prosesi berlangsung selama 11 hari nyejer setelah penyinebang dan tirta tersebut dibagikan kepada krama untuk disiratkan di parahyangan, pawongan serta pelemahan masing-masing, “ tutup Dewa Anom.