Denpasar, Bali Tribune
PDIP bisa mengusung sendiri pasangan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) pada Pilgub Bali 2018, tanpa harus berkoalisi dengan partai politik lainnya. Sebab berdasarkan hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 lalu, PDIP meraih 24 kursi atau 43,64 persen di DPRD Provinsi Bali.
Meski bisa mengusung sendiri pasangan calon, namun Ketua DPD PDIP Provinsi Bali Wayan Koster, mengakui bahwa pihaknya tetap membuka pintu untuk koalisi. PDIP, kata dia, membuka ruang seluas-luasnya bagi partai politik yang ada untuk berkoalisi pada Pilgub Bali mendatang. “Kalau ada misalkan dari partai lain untuk mengajak berkoalisi, terus terang kami berterima kasih,” kata Koster, di Denpasar, Senin (18/7).
Akan tetapi sebelum memilih rekan koalisi yang tepat, pihaknya akan memperhitungkan berbagai kondisi dan peluang yang ada. “Kami harus memperhitungkan betul berbagai kondisi dan peluang. Karena tujuan kami bukan semata-mata ingin menang dalam Pilgub atau pragmatis dalam merebut jabatan,” ujar politisi asal Buleleng itu. Untuk meraih kepemimpinan Bali yang kuat, diakuinya koalisi tentu sangat bagus.
Hanya saja, pihaknya berkepentingan agar road map program partai berupa Pembangunan Nasional Semesta Berencana dapat berjalan dengan lancar. Karena itu, antara gubernur dan wakil gubernur harus sinkron dan memiliki satu visi-misi yang sama. Agar hal tersebut bisa berjalan, maka pasangan gubernur-wakil gubernur haruslah berasal dari partai yang sama. “Ke depan kepemimpinannya harus benar-benar sinkron dan satu visi dan misi, dan itu bisa dilakukan kalau pasangannya kader dengan kader,” tandas Koster, yang juga anggota Fraksi PDIP DPR RI.
Seperti diketahui, belakangan dukungan cukup menguat dari internal PDIP agar Koster diusung sebagai calon gubernur pada Pilgub Bali mendatang. Hanya saja soal ini, Koster belum mau berkomentar banyak. Demikian halnya ketika disinggung soal figur yang akan menjadi calon wakil gubernur sebagai pendampingnya nanti, Koster hanya menjawab secara diplomatis. Yang jelas, kata dia, dirinya akan memilih calon pendamping yang bukan berasal dari Buleleng. “Kalau calon gubernurnya sudah dari Buleleng, ya wakilnya kan bukan dari Buleleng lagi. Siapa orangnya? Tunggu tanggal mainnya yang tepat,” pungkas Koster.