balitribune.co.id | Amlapura - Tua-tua keladi alias semakin tua semakin diminati mungkin itu istilah yang cocok untuk sepeda ontel sisa peninggalan sejarah jaman penjajahan dulu. Betapa tidak saat ini makin banyak penggemar sepeda tua di Indonesia, tidak terkecuali di Pulau Dewata Bali. Kendati sudah tua, namun sepeda ontel yang biasa orang sebut dengan sepeda kumbang ada juga yang menyebutkanya dengan sepeda jengki ini harganya relatif mahal dan banyak diburu oleh para pecinta sepeda tua.
Berbagai bentuk dan model sepeda tua memang sangat unik, sehingga tak jarang para pecinta sepeda ontel tua ini ikut gabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) dan persaudaraan sesama pecinta sepeda tua dalam komunitas ini sangat kuat. Beberapa kali anggota Kosti dari sejumlah daerah di Indonesia menggelar Touring kedaerah lain untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan anggota Kosti di daerah tujuan.
Dan pecinta sepeda tua dalam komunitas Kosti ini juga sering ikut ambil bagian dalam setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI, maklum sepeda tua tersebut tidak bisa lepas dari sejarah kemerdekaan Indonesia. Berkaitan dengan kegiatan Touring sepeda tua, belum lama ini belasan anggota Kosti Sidoarjo melaksanakan Tour ke Bali, mancal sepeda ontel tua sejauh ratusan kilometer dari Sidoarjo hingga ke Pulau Dewata Bali.
Di Bali anggota Kosti Sidoarjo disambut oleh anggota Kosti yang ada di beberapa kabupaten di Bali yang dilewati dalam Tour tersebut. Anggota Kosti Karangasem, Alfian alias Pepen kepada Bali Tribune, Selasa (4/1/2022) mengatakan, kegiatan touring pecinta sepeda tua yang bertajuk Laskar Jenggolo Tour ke Bali tersebut berlangsung pada Desember 2021 lalu.
“Ada belasan pecinta sepeda ontel tua anggota Kosti Sidoarjo yang melakukan kegiatan tour ke Bali. Ya mereka mancal sepeda tua kesayangan mereka dari Sidoarjo sampai ke Bali dengan waktu tempuh PP sekitar sepuluh hari lebih,” ungkap Pepen, sembari mengatakan jika anggota Kosti Sidoarjo yang diketuai Pak Benny tersebut sempat mampir dan beristirahat sejenak di kediamannya sembari bersilaturahmi dan berbagi pengalaman soal buru memburu dan merawat sepeda tua peninggalan Belanda tersebut, sebelum melanjutkan tour ke sejumlah kabupaten di Bali.
“Luar biasa mereka bersepeda ratusan kilometer sampai ke Bali. Saya sangat mengapresiasi semangat mereka,” ujarnya. Dikatakan Pepen, saat ini penggemar sepeda ontel tua yang tergabung dadlam Kosti di Bali cukup banyak. Selain memang hobi mengoleksi sepeda tua, sisi olah raganya juga ada karena sering kongko bareng dan bersepeda keliling mengisi waktu libur usai seminggu disibukkan dengan rutinitas kantor dan bisnis.
Dijelaskannya, Kosti sendiri berdiri di Jakarta pada Tahun 2008 silam, sementara rata-rata usia sepeda ontel tua koleksi sekaligus pancalan anggota Kosti berkisar 50-60 Tahun, ada juga yang memiliki koleksi sepeda tua produksi tahun 1930an ada jenis Dames maupun Hordok.