Pelaku Pariwisata Ajak Bangkitkan Pasar Domestik ke Bali | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 7 February 2020 18:03
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / TIONGKOK - Selama ini hotel-hotel di Bali banyak yang menyasar market Tiongkok. Namun karena wabah flu mematikan yang muncul di Wuhan, Tiongkok membuat Pemerintah Indonesia menutup sementara penerbangan dari/ke Indonesia-Tiongkok guna mengantisipasi penyebaran penyakit mematikan yang menyerang pernafasan ini.

balitribune.co.id | Badung - Meski Tiongkok masih menjadi penyumbang wisatawan asing terbesar kedua di Bali setelah Australia. Namun ditengah merebaknya wabah virus corona yang menyerang warga Kota Wuhan, Tiongkok, pengelola hotel di Bali diminta untuk membangkitkan kembali pasar dometik, Eropa dan Australia. Demikian disampaikan Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali, Nyoman Astama di Badung beberapa waktu lalu. 

Selama ini hotel-hotel di Bali banyak yang menyasar market Tiongkok. Namun karena wabah flu mematikan yang muncul di Wuhan, Tiongkok membuat Pemerintah Indonesia menutup sementara penerbangan dari/ke Indonesia-Tiongkok guna mengantisipasi penyebaran penyakit mematikan yang menyerang pernafasan ini. 

Hal tersebut tentunya berdampak pada tingkat hunian kamar hotel (okupansi) yang biasanya diisi oleh turis Tiongkok. Kehilangan okupansi dari wisatawan Tiongkok diharapkan akan disumbang oleh wisatawan domestik maupun dari negara lainnya. 

Mengantisipasi penurunan kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali, Astama mengajak industri perhotelan untuk membangkitkan kembali pasar domestik yang diyakini mampu meningkatkan okupansi. Sehingga kepariwisataan Bali tidak terpuruk karena anjloknya wisatawan Tiongkok akibat wabah flu yang menjadi perhatian global tersebut. 

"Sebenarnya wisatawan domestik sangat potensial dan penting juga. Dengan adanya larangan penerbangan dari/ke Tiongkok mungkin dari Nusantara akan melakukan perjalanan domestik. Sehingga berpotensi untuk mengisi okupansi hotel-hotel di Bali," katanya.

Selain domestik, wisatawan dari Asia Tenggara dan Australia serta Eropa tentunya dapat menjadi sumber utama untuk datang ke Bali mengisi okupansi.

"Nah Eropa secara umum traditional market kita yang harus tetap dipelihara dan ditingkatkan. Karena selain spending power dan juga length of stay-nya lebih tinggi dari turis Tiongkok," terang Astama.

Menanggapi ancaman penyebaran flu mematikan yang saat ini tengah menjadi perhatian serius semua pihak, dia menilai hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi Bali. Pihaknya melalui asosiasi telah menginformasikan kepada seluruh general manager hotel untuk tetap mengikuti semua arahan pemerintah pusat maupun daerah terkait upaya pencegahan dan antisipasi penyebaran virus corona. 

Langkah ini untuk lebih memastikan bahwa wisatawan yang datang ke Bali adalah turis yang bebas dari virus corona, sehingga dipastikan Bali masih menjadi destinasi yang aman dan nyaman untuk dikunjungi setiap saat. "Di perhotelan tentu kita mengingatkan semua karyawan kita untuk membiasakan pola hidup sehat untuk tamu-tamu menyiapkan antiseptik," imbuhnya.