Pembagian Regulator ke RS Swasta Diduga Beraroma Koncoisme | Bali Tribune
Diposting : 8 October 2021 04:18
RAY - Bali Tribune
Bali Tribune/ PENYERAHAN REGULATOR- Ketua ARSSI Bali dr. Fajar Manuaba menyerahkan regulator kepada pihak rumah sakit swasta yang berhak menerima bantuan tersebut.

balitribune.co.id | Denpasar - Ada aroma kurang sedap dari pembagian regulator oksigen untuk Rumah Sakit (RS) Swasta di Bali. Alat yang dipasang di tabung oksigen bantuan dari Kadin itu dalam pendistribusiannya diduga kuat beraroma koncoisme.

Sebab, sebagian RS malah mendapatkan 9 unit tetapi ada RS yang hanya kebagian 2 buah. Bahkan, ada RS yang sama sekali hanya mencium aroma regulatornya saja alias tidak mendapatkan.

Menurut data yang diterima Bali Tribune dari Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Bali, Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar yang mendapatkan regulator oksigen terbanyak yaitu sebanyak 9 unit.
 
Kemudian disusul Rumah Sakit Garbamed Badung, RSU Kasih Kedonganan, RSU Manuaba Denpasar dan RSU Surya Husada Ubung masing - masing 8 buah. Sementara RS Parama Sidhi Buleleng, RSU Permata Hati Klungkung dan RSU Dharma Kerti Tabanan paling rendah masing - masing dua unit.

 Rumah Sakit yang mendapatkan bantuan paling banyak diduga kuat konconya para pemegang keputusan untuk pembagian regulator oksigen. "Masalahnya, ada Rumah Sakit yang pasiennya sedikit tapi dapatnya banyak.

Sedangkan Rumah Sakit yang pasiennya banyak tapi dapatnya sedikit. Karena Rumah Sakit ada pasien banyak itu yang butuh oksigen. Apa yang dipakai dasar atau kriteria untuk membagi regulator ini ke Rumah Sakit swasta?," ujar seorang sumber terpercaya Bali Tribune. "Seharusnya dibagi rata, jangan ada tebang pilih," sambungnya.

Ketua ARSSI Bali, dokter Fajar Manuaba yang dikonfirmasi Bali Tribune mengatakan, bukan pihaknya yang menentukan jumlah regulator dan nama Rumah Sakit yang akan mendapatkan bantuan tersebut.

Pembagian regulator oksigen ini, tandasnya, ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Tingkat I. Sementara pihak ARSSI hanya menerima saja.

"Yang mendistribusikan Dinkes melalui BNBP. Rumah Sakit yang sudah punya oksigen cair memang sumbangan regulator dikurangi," terangnya.