balitribune.co.id | Denpasar - Pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2022 diawali dengan pawai tradisi dan kesenian khas masing-masing Kabupaten/ Kota. Dalam pawai Minggu (12/6) kemarin, Kota Denpasar membawakan 'Manah Toya Ning' dengan menampilkan Bungbang khas Desa Sesetan.
Made Widiarta (46) selaku kordinator pawai duta Kota Denpasar menjelaskan prosesi manah toya ning merupakan aktualisasi makna central PKB ke 44 tahun 2022. 'Danu Kerti Huluning Amreta' Memuliakan Air Sumber Kehidupan.
Dimana masyarakat Kota Denpasar sangat memahami peran penting air sebagai salah satu sumber kehidupan, sehingga hendaknya dilindungi keberadaannya dari hulu hingga hilir, begitu juga dengan sumber-sumbernya.
Maka dari itu dalam PKB 2022, kata Made Widiarta, Pemkot Denpasar melalui sekaa Asti Sweta Swara, Desa Sesetan, Denpasar Selatan membawakan visualisasi 'eteh-eteh' prosesi manah toya ning.
Widiarta menyebutkan dalam rentetan pawai Kota Denpasar secara rinci menampilkan Tari Legong sebagai ciri khas Kota Denpasar. Lalu dilanjutkan dengan penampilan kedis kokokan (burung bangau) untuk menggambarkan satwa yang masih banyak terdapat di Desa Sesetan dengan tujuan menampilkan dan meningkatkan eksistensinya.
Kemudian diikuti oleh parade gamelan 'bungbang' yang merupakan tradisi gamelan satu-satunya di Bali khas Desa Sesetan. Gamelan tersebut diciptakan oleh I Nyoman Rembang di Banjar Tengah, Desa Sesetan.
Dilanjutkan dengan 'eteh-eteh' prosesi manah toya ning. Disitu, tambah Widiarta menerangkan terdapat 'pegayot', 'nyuun jun' ada juga 'tedung', kami juga menampilkan ogoh-ogoh. Barisan terakhir merupakan penggabungan gamelan anak muda Desa Sesetan dengan konsep Gamelan Adi Merdangga.
Persiapan pawai ini diakui Widiarta sangat mendadak, karena sebelumnya pawai ini tidak diagendakan. Waktu yang kami miliki hanya selama dua minggu, mulai dari penunjukan sebagai duta, mengkonsepkan ide, dan apa-apa yang mesti ditampilkan.
Keterlibatan seniman dalam pawai Kota Denpasar kurang lebih 200 orang, yang diisi oleh anak-anak muda Desa Sesetan dan bantuan siswi SMA Negeri 9 Denpasar sebanyak 30 orang. Meski ketentuan yang diberikan panitia Provinsi maksimal 150 orang, namun antusias anak muda Sesetan untuk ikut andil dan berpatisipasi sangat tinggi, maka Widiarta sebagai kordinator mencoba menampung semangat mereka.
Ia juga menambahkan jika Pemerintah khususnya Pemkot Denpasar memberikan perhatian yang cukup untuk penampil-penampil pawai dan apa yang yang ditampilkan. "Apalagi Pak Wali Kota merupakan penggemar kesenian, jadi beliau sangat memperhatikan pawai ini" imbuh Widiarta.