Kuta, Bali Tribune
Pemkab Badung menyatakan dukungnya terhadap progran kerja Desa Adat Legian, Kuta. Pemerintah bahkan siap mengarahkan anggaran Rp6 miliar pada tahun 2016 ini untuk pembangunan Pasar Pagi Desa Adat Legian.
Itu terungkap saat Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati Ketut suiasa bertatap muka dengan krama agung Desa Adat Legian, Kuta, Minggu (1/5), bertempat di Wantilan Wiswa Budaya Kantor LPD Desa Adat Legian, Kuta. Tampak hadir Bendesa Adat Legian IGN Sudiarsa, Penyarikan Desa Adat Legian I Wayan Sunadi, Kelian Suka Duka se-Desa Adat Legian, prajuru, serta seke teruna.
Kesempatan tersebut, Bendesa Adat Legian IGN Sudiarsa memaparkan sejumlah program Desa Adat Legian. Diantaranya, rencana pembangunan pasar pagi Desa Adat Legian yang sempat terbakar pada awal tahun 2016 lalu. “Luas tanah pasar pagi seluas 30 are. Untuk pembangunan fisik saja kita kira-kira membutuhkan anggaran Rp5,5 sampai Rp6 miliar,” ungkap Sudiarsa yang juga anggota DPRD Badung.
Selain pembangunan pasar pagi, Desa Adat Legian juga merencanakan membangun pasar seni, sarana pendidikan seperti TK/PAUD serta sekolah tingkat lanjut. Desa Adat Legian merencanakan pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu.
Untuk kepariwisataan, Desa Adat Legian kembali dilaksanakan Legian Beach Festival yang telah mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata. “Kementerian Pariwisata memberikan kita kesempatan show kesenian didepan wartawan domestik dan internasional di Jakarta, sebelum pelaksanaan Legian Festival,” ungkapnya.
Bupati Giri Prasta pada kesempatan tersebut mengaku mendukung program kerja Desa Adat Legian. “Seperti untuk pembangunan pasar pagi, kita akan menurunkan dana sebesar Rp6 miliar tahun ini juga,” kata Bupati. Anggaran ini akan bersumber dari APBD Badung tahun 2016.
Bupati juga mengharapkan warga Legian bisa menjadi tuan rumah diwilayahnya sendiri. Seperti perekrutan tenaga kerja lokal leh hotel-hotel yang berada diwilayah Legian, dan pemerintah akan memprogramkan kegiatan pendidikan atau diklat untuk peningkatan ketrampilan SDM.
Masalah kemacetan juga sempat muncul pada dialog. Untuk masalah ini, bupati menyatakan sudah memiliki program. Diantaranya, memaksimalkan sentral parkir Kuta, kemudian pembangunan underpass di bundaran Tol Bali Mandara-Bandara Ngurah Rai, serta pembangunan jalan lingkar barat auto ring road.
Bupati juga berjanji menindak tegas kendaraan yang parkir bukan pada tempatnya, serta taksi-taksi liar yang menjadi salah satu sumber kemacetan lalu lintas di Kuta dan Legian. Dalam penerapan smart city, bupati memaparkan rencana penambahan pemasangan CCTV pada titik-titik strategis untuk pemantauan wilayah, sekaligus memberikan rasa nyaman dan aman kepada wisatawan.