balitribune.co.id | Negara - Dampak abrasi di pesisir selatan Jembrana kian mengkhawatirkan. Wilayah pesisir yang terdampak abrasi salah satunya Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru. Kendati penanganannya sudah dianggarkan pemerintah Pusat, namun pembangunan pengaman pantai (sea wall) kini masih menunggu rekanan pemenang tender.
Kondisi ini menyebabkan dampak abrasi semakin mengganas. Daratan pun terus tergerus. Selain telah memporak-porandakan infrastruktur baik fasilitas maupun perumahan warga, kini permukiman warga berhadapan langsung dengan ombak. Setiap pasang, ombak menghantam permukiman warga dan menggerus daratan. Warga yang telah kehilangan huniannya berharap adanya upaya penanganan abrasi secara permanen.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan membangun. Pengaman pantai (sea wall) di Pantai Pebuahan Banyubiru Kecamatan Negara. Pembanguan pengaman pantai sepanjang 1,9 km pembiayaannya bersumber dari Kementrian PUPR RI.
"Kita pastikan di tahun ini abrasi di Pebuahan bisa kita tanggulangi dengan anggaran dari pusat kurang lebih sebesar 24 Miliar," ungkap Bupati Jembrana, I Nengah Tamba. Pihaknya juga sudah menyampaikan kepastian kepada warga Pebuahan.
Pihaknya berharap pembangunan bisa segera dilaksanakan, mengingat ombak besar biasanya terjadi pada bulan Agustus. Kondisi itu dikhawatirkan makin menambah parah pemukiman warga. Ia mengatakan beberapa bangunan mengalami kerusakan berat.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada pemenang tender dan pembangunan bisa segera dikerjakan sehingga sebelum bulan Agustus pembangunan sudah bisa diselesaikan..Biasanya Agustus ombak itu akan besar," tandasnya.
Sebelumnya proposal usulan nomor: 610/081/PUPRPKP/2022 terkait penanggulangan abrasi khususnya di Pantai Pebuahan Desa Banyubiru. sudah dikirimkan Bupati Jembrana ke Kementerian PUPR pada 20 Januari 2022. Sedangkan Direktur Bina Teknik Sumber Daya Air Kementerian PUPR Muhammad Rizal pada Sabtu (9/9/2023) lalu mengatakan pembangunan pengaman pantai ruas pangyangan - Pebuahan sepanjang 1,9 km atau seluas 9,5 hektar menggunakan anggaran dari APBN.
Menurutnya konstruksi pengaman pantai dibangun menggunakan revetment batu armor dan bangunan penunjang walkway menggunakan paving block. Dukungan anggaran untuk penanganan abrasi di Pebuahan juga disebutnya menjadi penekanan dan prioritas dalam proses penganggaran dengan komisi V DPR RI. Rizal menyebutkan pantai di Bali memiliki tingkat kerawanan abrasi. Ia menyebut dari panjang pantai Jembrana 87,173 kilometer, sepanjang 21,86 kilometer abrasi.
Garis pantai abrasi yang ditangani 8,93 kilometer. Sedangkan garis pantai yang belum ditangani 12,92 kilometer. Bahkan khusus di pesisir Pebuahan, ia menyebut garis pantai selama satu dekade tergerus air laut puluhan meter akibat kuatnya terjangan pasang air laut, “Kami amati di pantai Pebuahan terjadi perubahan garis pantai antara tahun 2010-2020, mundur sekitar 60-80 meter. Nah , apabila tidak segera dilakukan penanganan maka abrasi akan semakin parah,“ tandasnya.