balitribune.co.id | Mangupura - Mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan meminimalisir dampak ekonomi, Satgas Penanganan PMK Kabupaten Badung mengambil langkah cepat dengan mengumpulkan para jagal dan pengusaha olahan daging. Pasalnya, sejak wabah PMK masuk Bali, Pasar Hewan Beringkit sementara ditutup begitu juga lalu lintas ternak antar daerah.
Ketua Satgas PMK Badung yang juga Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa saat dikonfirmasi, Minggu (10/7) menyatakan pengumpulan para jagal ini untuk diberi edukasi terkait wabah PMK. Pihaknya juga harus memikirkan nasib para peternak yang sapi dan babinya tidak bisa dikirim keluar daerah akibat penutupan wilayah atau dilockdown maupun akibat ditutupnya Pasar Hewan Beringkit.
"Selaku Ketua Satgas saya sudah memerintahkan Kadis Pertanian dan Pangan selaku anggota Satgas untuk bisa berkomunikasi dengan para jagal dan pengusaha industri olahan daging," ujarnya.
Sementara itu Kadis Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana juga mengakui telah bertemu dengan para jagal dan pengusaha olahan daging yang ada di Badung. Tujuan pertemuan adalah untuk mengajak mereka ikut membantu mempercepat penanganan PMK dengan cara untuk sementara waktu tidak memasukkan ternak sapi, babi dan kambing dari daerah yang sudah ditetapkan sebagai zona merah serta diminta bantuannya agar menyerap/membeli hasil peternak lokal untuk membantu ekonomi para peternak yang terdampak penutupan lalu lintas ternak di Bali dan tidak mempermainkan harga.