Perekonomian Desa Penyangga Terhenti Akibat Covid-19, Bandara Ngurah Rai Serahkan 400 Paket Sembako | Bali Tribune
Diposting : 16 May 2020 13:01
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / PAKET SEMBAKO - Penyerahan bantuan sembako dari Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai kepada desa adat penyangga
balitribune.co.id | Kuta PT Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai menyerahan bantuan program bina lingkungan berupa 400 paket sembako kepada 3 desa adat penyangga di Kuta, Badung, Jumat (15/5). Bantuan tersebut sebagai peran perusahaan BUMN dalam menanggulangi penyebaran virus Corona (Covid-19). 
 
Desa adat penyangga yang menerima bantuan paket sembako diantaranya Desa Adat Tuban 100 paket, Desa Adat Kuta 200 paket dan Desa Adat Kelan 100 paket. Setiap paket terdiri dari beras 5 Kg, minyak goreng 2 liter, gula pasir 1 Kg, sabun cuci tangan 200 Ml dan masker 10 picis. 
 
Ketua Satgas Gotong-Royong Pencegahan Covid-19 Berbasis Desa Adat di Desa Adat Tuban, Nyoman Jiwa mengakui bahwa saat ini bantuan paket sembako sangat diperlukan warga yang kehilangan mata pencaharian akibat penyebaran Covid-19 di Bali. 
 
Pasalnya, sejak wabah ini menyebar di Pulau Dewata, warga Desa Adat Tuban yang sebagian besar bergelut di industri pariwisata tidak dapat melalukan kegiatan usahanya. "Sehingga perekonomian di desa adat ini tidak berjalan. Warga sebagian besar tidak memiliki penghasilan sejak adanya imbauan social distancing," ungkapnya. 
 
Dia berharap dengan bantuan sembako tersebut dapat bermanfaat bagi warga Desa Adat Tuban yang hampir semuanya merasakan dampak Covid-19. "Semoga kasus ini cepat berlalu, jika berlangsung maka kami akan tetap membuka tangan untuk perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah kami untuk bisa membantu warga kami," kata Jiwa. 
 
Sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut, pihak desa adat telah memberlakukan jam malam dengan menutup akses gang atau jalan-jalan kecil di Desa Adat Tuban mulai dari pukul 9 malam hingga 6 pagi sejak 6 Mei 2020. "Edukasi masker juga kita lakukan dan melakukan penutupan jalan desa, bukan jalan umum, dan gang-gang desa kita tutup," ungkapnya.
 
Pihak desa adat juga memberikan sanksi 5 Kg beras kepada masyarakat yang melanggar jam malam dan tidak menggunakan masker. "Itulah upaya kami dalam memutus penyebaran Covid-19," ucapnya.