Denpasar, Bali Tribune
Provinsi Bali telah memiliki payung hukum terkait penanganan masalah sampah di daerah ini. Sayangnya Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah, itu sejauh ini belum dilaksanakan secara maksimal. Buktinya, sampah masih menjadi salah satu masalah serius di Pulau Dewata saat ini.
Celakanya, potret ini juga terjadi di kabupaten dan kota di seluruh Bali. Padahal, hampir semua daerah yang ada telah memiliki regulasi terkait sampah. Kabupaten Buleleng misalnya, sudah Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah. Sayangnya, aturan dimaksud juga belum dilaksanakan secara konsisten.
Kondisi ini mendapat catatan khusus dari Pembina Yayasan Bali Harum, Nyoman 'Gerantang' Tirtawan. "Perlu kerja nyata dalam menangani masalah sampah. Pemerintah jangan sekedar buat aturan, tapi tidak dilaksanakan," ujar Tirtawan, di Denpasar, Minggu (17/7).
Menurut dia, percuma membuat aturan jika pemerintah sendiri justru tidak bisa melaksanakannya. "Ingat bahwa Bali ini daerah pariwisata. Sebagai daerah pariwisata, maka kebersihan adalah hal paling penting untuk memberikan kenyamanan bagi para wisatawan," tandas anggota DPRD Provinsi Bali itu.
Ia pun mengajak masyarakat, untuk ikut berperan aktif dalam menangani masalah sampah ini. Yayasan Bali Harum sendiri, diakui Tirtawan, secara rutin menggelar aksi kebersihan lingkungan di Buleleng dan daerah-daerah lainnya di Bali. Minggu (17/7) misalnya, Yayasan Bali Harum menggelar kegiatan clean up dan edukasi di Pantai Penimbangan, Singaraja.
Kegiatan ini melibatkan tiga desa, masing-masing Desa Panji, Desa Pemaron dan Desa Bakti Seraga. Dalam kegiatan ini, baik Tirtawan maupun Ketua Yayasan Bali Harum Made Sedana Sari, berkesempatan memberikan edukasi dan arahan terhadap warga tentang pentingnya menjaga kebersihan.
"Kita mengingatkan masyarakat, bahwa menjaga kebersihan itu penting. Masyarakat juga harus memiliki kepedulian agar lingkungannya bebas dari sampah," beber Tirtawan.
"Terus terang, kami sangat antusias dengan kegiatan ini. Semoga apa yang digagas Yayasan Bali Harum ini, dapat diikuti oleh masyarakat lainnya, terutama di desa kami," kata Perbekel Desa Bakti Seraga, Gusti Armada, yang dikonfirmasi secara terpisah.
Selain warga dari tiga desa, kegiatan ini yang diikuti sekitar 300 orang ini melibatkan Pembantu Rektor III Undiksa bersama mahasiswa, kelompok nelayan dan pedagang Pantai Penimbangan, mahasiswa D1 Perhotelan Tourism & Hotel Assistant Program, Yayasan Sukma Insani Sambangang, Bank Sampah Galang Panji, PPLB dan Forum Komunikasi Peduli Panji.